REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Tommy Nugraha mengatakan hasil panen di area food estate (lumbung pangan) di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menguntungkan petani, bahkan menjadi percontohan di Indonesia.
"Melihat capaian tersebut, program food estate di Temanggung dan Wonosobo akan terus dilanjutkan, karena terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan petani," katanya usai rapat koordinasi Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Instansi pada Food Estate Temanggung-Wonosobo, di Temanggung, Jumat (20/5/2022).
Tommy menyebutkan luas area food estate di dua kabupaten tersebut mencapai 67 hektare dan luasan akan terus ditingkatkan.Menurut dia kelanjutan food estate sangat diperlukan koordinasi, konsolidasi, dan dukungan dari kementerian terkait, termasuk dukungan petani dan investor.
"Jika food estate tidak dipikirkan dan didukung semua pihak, dikhawatirkan akan berjalan di tempat dan tidak berkembang. Perlu dukungan semua pihak sehingga food estate berkembang dan menjadi milik bersama," katanya.
Ia menjelaskan dukungan dan keterlibatan semua pihak itu, antara lain ketika petani sudah menanam diperlukan pengusaha untuk membeli hasil panen.Sarana dan prasarana pertanian diperlukan dukungan kementerian lain.
Ketersediaan irigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pendeteksi curah hujan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi dan instansi lainnya. Dia mengatakan food estate telah membangkitkan gairah bertani, yakni mengesankan bertani mengasyikkan, menguntungkan dan memiliki masa depan yang cerah.
"Seperti diketahui kini banyak anak muda beralih dari pertanian ke nonpertanian. Insya Allah di Temanggung akan menghasilkan petani milenial," katanya.
Program food estate di Kabupaten Temanggung mampu meningkatkan produktivitas bawang merah, dari sebelumnya hanya 12,5 ton per hektare, di lahan food estate di Kecamatan Bansari bisa menghasilkan 15,7 ton/hektare.