Jumat 22 Apr 2022 19:55 WIB

Wapres: Transaksi Uang Elektronik Tumbuh 41 Persen, Naik Hingga Rp 27 Triliun

Potensi besar uang elektronik, turut menjadi faktor pendorong pemulihan ekonomi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan penggunaan uang elektronik terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. Berdasarkan catatan Bank Indonesia hingga Februari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 41,35 persen secara tahunan yakni mencapai Rp27,1 triliun.
Foto: Dok Republika
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan penggunaan uang elektronik terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. Berdasarkan catatan Bank Indonesia hingga Februari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 41,35 persen secara tahunan yakni mencapai Rp27,1 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan penggunaan uang elektronik terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. Berdasarkan catatan Bank Indonesia hingga Februari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 41,35 persen secara tahunan yakni mencapai Rp27,1 triliun.

"Angka ini diperkirakan masih akan terus naik sejalan dengan meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat terhadap uang elektronik," ujar Wapres saat menghadiri Peringatan Milad ke-2 LinkAja Syariah, Jumat (22/4).

Menurut Wapres, bertumbuhnya penggunaan uang elektronik didorong oleh berbagai faktor yakni perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat untuk bertransaksi yang lebih praktis, aman, nyaman, dan cepat.

Terlebih, kata Wapres, sejak merebaknya pandemi Covid-19."Pandemi telah melahirkan cara-cara baru dalam bertransaksi, penerimaan atas uang elektronik semakin baik," katanya.

Wapres mengatakan, popularitas uang elektronik kian meluas dari fungsi yang semula terbatas pada kebutuhan membayar tol non-tunai, kini sebagai alat pembayaran berbagai kebutuhan masyarakat. Mulai dari pembayaran tagihan, pajak dan retribusi, transportasi publik, belanja daring, investasi hingga penyaluran dana sosial.

"Potensi besar ekonomi digital, termasuk uang elektronik, turut menjadi faktor pendorong pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional," ujarnya. Selain itu, kata Wapres, teknologi digital memberi dampak positif dalam mempercepat pengembangan sektor-sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Wapres pun secara khusus menyampaikan apresiasi kepada layanan LinkAja Syariah yang juga berperan dalam menumbuhkan literasi dan inklusi keuangan syariah.

Dengan meningkatnya literasi dan inklusi keuangan syariah di masyarakat, menjadi daya ungkit terhadap perluasan pangsa pasar keuangan syariah.

"Pangsa pasar keuangan syariah saat ini masih terbilang rendah yakni sekitar 10 persen dari total pangsa pasar nasional," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement