REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk holding BUMN jasa survei atau ID Survey, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI, berupaya meningkatkan daya saing dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan jasa survei internasional. Hal ini tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BKI dengan PT Bureau Veritas Indonesia (BVI) di Jakarta Kamis (21/4/2022).
Direktur Utama BKI Rudiyanto mengatakan nota kesepahaman ini akan menggali potensi kemitraan bisnis bersama guna meningkatkan kualitas layanan bagi klien BKI, salah satunya dalam hal dekarbonisasi dan emisi karbon serta jasa penilaian atai pemeriksaan decommissioning anjungan lepas pantai.
“Sebagai BUMN kami berusaha memberikan yang terbaik untuk para klien kami dengan menjaga kualitas pekerjaan, salah-satunya menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan jasa survei global, BVI sebagai lembaga independen," ujar Rudiyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/4/2022).
Rudiyanto menyampaikan ID Survey yang beranggotakan PT Sucofindo dan PT Surveyor Indonesia telah memulai program dekarbonisasi secara nasional dengan melibatkan tujuh BUMN sebagai objek penerapan. Rudiyanto menyebut kerja sama dengan BVI akan semakin mengukuhkan posisi ID Survey di kancah global.
"Dengan kerja sama ini, kami berharap akan ada pengakuan dari internasional," ucap Rudiyanto.
Menurut Rudi, BKI memilih BVI karena sudah memiliki pengalaman cukup panjang tentang pelaksanaan sertifikasi dekarbonisasi, sehingga kerja sama antara BVI dengan BKI dapat mengoptimalkan perkembangan bisnis BKI ke seluruh sektor menjadi semakin baik.
Dalam kesempatan yang sama, Country Chief Executive Bureau Veritas Group Indonesia Chris Murray mengatakan BVI merasa terhormat bisa bekerja sama dengan BUMN seperti BKI.
"BVI dan BKI merupakan perusahaan dengan latar belakang yang sangat mirip. Sehingga kami melihat ada peluang yang sempurna untuk berkolaborasi bersama di Indonesia terutama pada sektor dekarbonisasi," ucap Chris.
Chris yakin dalam kolaborasi ini, BVI dan BKI dapat berbagi pengetahuan sehingga keduanya bisa menemukan peluang yang baik untuk mengembangkan pengalaman dekarbonisasi Indonesia ke dunia.