Selasa 19 Apr 2022 11:13 WIB

Mentang-Mentang Tajir, Pendiri Ethereum Gak Suka Cara Elon Musk Ambil Alih Twitter

Penawaran Elon Musk sebesar USD43 miliar (Rp616 triliun) membuat banyak pihak cukup heboh. Bahkan, pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, ikut buka suara.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Vitalik Buterin, pencipta blockchain Ethereum. (BLOOMBERG FINANCE LP)
Vitalik Buterin, pencipta blockchain Ethereum. (BLOOMBERG FINANCE LP)

Penawaran Elon Musk sebesar USD43 miliar (Rp616 triliun) membuat banyak pihak cukup heboh. Bahkan, salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, ikut buka suara kepada publik tentang masalah ini.

Dalam sebuah tweet pada hari Sabtu, dia mengatakan dia tidak menentang Elon Musk menjalankan Twitter, tetapi dia kurang setuju ketika orang atau organisasi kaya mengambil alih perusahaan media sosial lewat tawaran yang tidak bersahabat.

Melansir Crypto Potato di Jakarta, Selasa (19/4/22) salah satu pendiri Ethereum ini juga mengatakan seseorang dengan 5% saham pada akhirnya akan lemah, tetapi kemampuannya untuk mengontrol kebijakan meningkat jauh lebih dari 10x jika kepemilikannya meningkat menjadi 50%. Skenario ini bisa sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga: Elon Musk Blak-blakan Sindir Mark Zuckerberg: Facebook dkk Bakal Dikendalikan hingga Turunan ke-14

Buterin mengomentari bagaimana upaya Musk mengakuisisi Twitter, dan bagaimana Dewan perusahaan mencoba untuk menangkal pengambilalihan yang dinilai tidak bersahabat ini.

Cuitan Buterin pun dikomentari oleh CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) yang menjawab dengan mengatakan “pil racun terdengar tidak adil.” Dia menyimpulkan dengan mengatakan, "ada lebih dari apa yang ada di permukaan."

Lalu, CEO FTX Sam Bankman-Fried (SBF) menawarkan untuk menjadi bagian dari Twitter Musk jika ia berniat untuk menggunakannya secara on-chain. Dia juga memberikan gambaran tentang seperti apa Twitter on-chain dan bagaimana itu dapat dimonetisasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik.

Tawaran Elon Musk untuk mengakuisisi Twitter datang dalam pengajuan SEC pada 14 April. Seminggu sebelumnya, Musk telah membeli lebih dari 70.000.000 saham Twitter yang menyebabkan pengangkatannya ke Dewan Direksi yang tak diambil oleh Musk.

Musk percaya bahwa potensi penuh Twitter masih jauh dari harapan. Ia memiliki visi untuk membawa platform media sosial ini ke tingkat aplikasi dan profitabilitas berikutnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement