REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Asuransi syariah dinilai cukup berkembang di Indonesia. Menurut data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), kontribusi bruto asuransi syariah tumbuh 41,32 persen (yoy) sampai kuartal III 2021.
Hal itu didominasi porsi asuransi jiwa syariah hampir 80 persen. Potensi asuransi jiwa syariah juga sangat ditopang oleh jumlah penduduk Indonesia yang merupakan mayoritas Muslim (86 persen).
Presdir Astra Life Windawati Tjahjadi, mengatakan, Astra Life menangkap peluang pertumbuhan itu dengan membangun perlindungan asuransi jiwa dan kesehatan dengan prinsip syariah yang terus meningkat. Astra Life perlu mengimbangi perkembangan tersebut dengan benar.
"Kami juga mendukung percepatan literasi keuangan syariah di Indonesia," kata Windawati dalam acara Astra Life Syariah, Kamis (14/4/2022).
Di akhir 2021, Astra Life telah bekerja sama dengan Permata Bank lewat beberapa produk berbasis syariah. Diharapkan hal ini akan melengkapi produk-produk yang sudah ada sebelumnya di Astra Life.
Astra Life Syariah masih jadi bagian unit dari Astra Life. Windawati mengatakan untuk spin off, akan mengarah pada regulasi pemerintah di 2024. Astra Life Syariah sedang mempersiapkan rencana yang juga sudah disampaikan ke OJK. Mengenai posisi, harus sejalan dengan visi misi Astra Life, baik di sisi konvensional dan juga syariah.
Windawati menjelaskan, proyeksi bisnis syariah ini pastinya jadi potensi besar. Dari sisi kaum milenial juga sudah cukup banyak yang membeli asuransi berbasis syariah. Industri asuransi berhubungan dengan bank, di mana mayoritas bisnisnya datang dari asuransi. Bank syariah juga sudah bertumbuh dan semakin banyak.
Oleh karena itu, hal itu menjadi peluang Astra Life menggarap dan bekerjabsama dengan berbagai instrumen syariah. Astra Life juga terus menjalankan literasi baik dari sisi konvensional maupun syariah, sejalan dengan wacana pemerintah untuk mengembangkan asuransi syariah.
Adapun Windawati menambahkan pencapaian Astra Life Syariah 2021, cukup memuaskan di tengah pandemi Covid-19. Dia cukup bangga dengan jumlah tertanggung yang mencapai hasil memuaskan, yakni 3,5 jutaan bertumbuh sekitar 20 persen.
"Jadi memang kita melihat kesadaran masyarakat untuk kesadaran proteksi meningkat di pandemi. Tahun 2022 diharapkan akan terus berlanjut. Tahun lalu pencapaian di atas rata-rata industri asuransi jiwa, maka di 2022 harapannya terus berlanjut, baik dari pendapatan premi dan jumlah tertanggung," kata dia menuturkan.