Rabu 06 Apr 2022 14:59 WIB

Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Ditargetkan 50 Persen Pada Akhir 2022

Pembangunan smelter itu sudah mencapai 21 persen.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Groundbreaking pabrik smelter Freeport Indonesia di Gresik, Selasa (12/10/2021). PT Freeport Indonesia terus mempercepat pembangunan pabrik smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur dengan menargetkan hingga akhir 2022 bisa mencapai 50 persen.
Foto: dok. Freeport1
Groundbreaking pabrik smelter Freeport Indonesia di Gresik, Selasa (12/10/2021). PT Freeport Indonesia terus mempercepat pembangunan pabrik smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur dengan menargetkan hingga akhir 2022 bisa mencapai 50 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- PT Freeport Indonesia terus mempercepat pembangunan pabrik smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur dengan menargetkan hingga akhir 2022 bisa mencapai 50 persen.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Timika, Rabu (6/4/2022), mengatakan, saat ini kemajuan pembangunan pabrik smelter tembaga yang disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia itu sudah mencapai 21 persen. "Masih on schedule, sesuai dengan rencana kami. Saat ini progresnya sudah 21 persen dengan biaya yang sudah dikeluarkan 750 juta dolar AS," kata Tony Wenas.

Baca Juga

Dia menyebutkan, diharapkan pada akhir 2022 kemajuan pembangunan pabrik smelter tembaga di Gresik itu sudah bisa mencapai 50 persen. Total biaya yang terserap sekitar 1,6 miliar dolar AS atau dengan nilai kurs saat ini sekitar Rp 22 triliun pada tahap itu.

Pada Oktober 2021 Presiden Joko Widodo turut menyaksikan groundbreaking pembangunan smelter tembaga Freeport di Gresik tersebut. "Kita mendapatkan laporan bahwa smelter yang dibangun ini dengan desain single line, terbesar di dunia," ujar Presiden Jokowi saat itu.

Setelah pembangunan konstruksi rampung, smelter ini dapat mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga menjadi 600 ribu ton katoda tembaga per tahun. Freeport disebut-sebut melakukan investasi sekitar Rp 42 triliun untuk membangun pabrik smelter di Gresik tersebut.

Smelter itu sebagai fasilitas pemurnian tembaga untuk menghasilkan katoda tembaga dan fasilitas pemurnian logam berharga yang menghasilkan emas, perak dan berbagai logam berharga lainnya. Smelter ini diproyeksikan bakal memproduksi emas rata-rata 35 ton per tahun dengan nilai transaksi bisa mencapai Rp 30 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement