Selasa 05 Apr 2022 22:38 WIB

Aplikasi Pembukuan Digital Credibook Raih Pendanaan Seri A Rp 116 Miliar

CrediBook akan menggunakan pendanaan Seri A ini untuk ekspansi nasional

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aplikasi pembukukan digital, Credibook, mengumumkan pendanaan Seri A sebesar 8,1 juta dollar AS atau sekitar Rp 116 miliar. Pendanaan dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures, dengan partisipasi dari beberapa Investor terdahulu, yaitu Insignia Ventures Partners dan Wavemaker Partners.
Foto: ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO
Aplikasi pembukukan digital, Credibook, mengumumkan pendanaan Seri A sebesar 8,1 juta dollar AS atau sekitar Rp 116 miliar. Pendanaan dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures, dengan partisipasi dari beberapa Investor terdahulu, yaitu Insignia Ventures Partners dan Wavemaker Partners.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi pembukuan digital, Credibook, mengumumkan pendanaan Seri A sebesar 8,1 juta dollar AS atau sekitar Rp 116 miliar. Pendanaan dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures, dengan partisipasi dari beberapa Investor terdahulu, yaitu Insignia Ventures Partners dan Wavemaker Partners. 

Sejak peluncurannya pada dua tahun lalu, aplikasi pembukuan CrediBook telah mencatat sebanyak 12 juta transaksi pengguna yang sebagian besarnya adalah pelaku usaha di segmen grosir.

CrediBook akan menggunakan pendanaan Seri A ini untuk ekspansi nasional, pengembangan teknologi hingga perekrutan karyawan. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk ekspansi layanan grosir digital, Credimart, melalui penambahan kategori produk dan kemitraan dengan toko grosir konvensional, serta perluasan area operasional.

CEO & Co-Founder CrediBook Gabriel Frans menyatakan CrediBook akan fokus menjawab masalah operasional yang dihadapi pelaku grosir sekaligus menggarap potensi besar di segmen grosir melalui CrediMart. Di Indonesia terdapat sekitar 200 ribu usaha grosir yang melayani 65 juta ritel dan berkontribusi lebih dari 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

 

Lebih dari itu, berdasarkan aktivitas UMKM non-pertanian, estimasi besarnya pasar tersebut mencapai 260 miliar dolar AS. "Angka ini sangat besar, sehingga CrediBook menggarap potensi tersebut melalui peluncuran layanan grosir digital, CrediMart, pada September 2021 lalu," ujar Gabriel melalui keterangan resmi, Selasa (5/4).

CrediMart berangkat dari permasalahan operasional yang dialami toko grosir konvensional. Selama pandemi, toko grosir konvensional mengalami penurunan volume penjualan hingga 20 persen dikarenakan ketergantungan mereka pada penjualan offline.

Hal tersebut menyebabkan terbatasnya jangkauan pelanggan, kesalahan pelayanan, dan antrian panjang di toko. CrediMart ingin menyelesaikan masalah tersebut tanpa mengganggu proses rantai pasok tradisional. 

CrediMart bekerja sama langsung dengan toko grosir konvensional dan tidak memiliki gudang seperti layanan grosir digital sejenis. Bagi rekan grosir, CrediMart menyediakan aplikasi online ordering untuk memudahkan toko grosir menerima pesanan dan manajemen stok lebih cepat, serta dilengkapi dengan fitur pembukuan digital. Sementara bagi ritel, CrediMart menyediakan layanan belanja grosir online, pembayaran tempo, hingga layanan pengantaran next-day.

Sejak diluncurkan, CrediMart telah telah menggaet sekitar 60 ribu pelaku grosir dan ritel serta mencatat pertumbuhan pendapatan (revenue) hingga tujuh kali lipat, meningkatkan 50 persen penjualan harian rekan grosir, serta meningkatkan unique retail customers hingga 56 persen. 

"Saat ini CrediMart beroperasi di lebih dari 40 kota, menyediakan beragam produk dari pelaku grosir, mulai dari kebutuhan sehari-sehari, obat-obatan terbuka, alat tulis dan perlengkapan kantor, hingga bahan bangunan," jelas Gabriel. 

Gabriel menegaskan misi CrediBook adalah pemberdayaan UMKM khususnya pelaku grosir konvensional. Melalui aplikasi pembukuan digital, CrediBook ingin pelaku usaha memiliki laporan keuangan yang rapi dan memudahkan akses pembiayaan. Sementara CrediMart meningkatkan kapasitas digital para pelaku grosir konvensional melalui manajemen pesanan dan inventaris toko. 

"Rekan grosir CrediMart juga menyambut baik layanan digital yang kami sediakan karena CrediMart turut membantu meningkatkan bisnis mereka dari aspek penjualan sehari-hari," ujar Gabriel.

Sebagai informasi, 40 persen pengguna aplikasi pembukuan digital CrediBook berasal dari wilayah kabupaten dan desa di Indonesia. Selain itu, aplikasi CrediBook juga telah membantu pelaku grosir dan ritel membuat laporan keuangan yang rapi dalam waktu kurang dari lima menit, dan telah terbukti membantu mempercepat proses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sebelumnya, pada Januari 2021 CrediBook menerima pendanaan Pra Seri A sebesar 1,5 juta dolar AS atay sekitar Rp 21 miliar dari Wavemaker Partners, Alpha JWC Ventures, dan Insignia Ventures Partners pada Januari 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement