Selasa 05 Apr 2022 19:39 WIB

Stok Aneka Cabai Aman, Jawa Barat Siap Penuhi Kebutuhan HBKN

Sebagai wilayah penyangga Jabodetabek, stok cabai di Jabar dipastikan aman

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani memanen cabai di perkebunan kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Kementerian Pertanian dan petani di berbagai wilayah berupaya mengamankan stok cabai. Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto pun optimis pasokan cabai tahun ini mencukupi.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petani memanen cabai di perkebunan kawasan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Kementerian Pertanian dan petani di berbagai wilayah berupaya mengamankan stok cabai. Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto pun optimis pasokan cabai tahun ini mencukupi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), Kementerian Pertanian dan petani di berbagai wilayah berupaya mengamankan stok cabai. Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto pun optimis pasokan cabai tahun ini mencukupi.

"Untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, kita harus pastikan agar stok tersedia dalam jumlah yang cukup. Meskipun gejolak harga umum terjadi, kami berupaya menjaga stok cukup," ujar Prihasto dalam keterangan resmi, Selasa (5/4).

Menteri Syahrul Yasin Limpo sebelumnya menegaskan, Kementan akan terus menjaga kecukupan stok pangan, dan dengan data produksi yang ada, 11 bahan pokok ketersediaannya dalam kondisi aman. Khusus cabai, Salah satu upaya yang dilakukan yakni terus melakukan koordinasi dengan para Champion cabai di daerah-daerah sentra. 

"Dari hasil komunikasi kami dengan para Champion, diperoleh informasi bahwa pasokan cabai di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 akan aman, dengan perkiraan luas panen cabai rawit di 33 kabupaten sentra di Pulau Jawa pada bulan Maret 9.500 Ha, April 10.860 Ha dan Mei 13.720 Ha. Hanya saja tetap diperlukan pengawalan agar pertanaman tidak terganggu serangan OPT atau terkena dampak perubahan iklim sehingga tetap mampu berproduksi," tutur Prihasto.

Sebagai wilayah penyangga Jabodetabek, ketersediaan cabai rawit di Kabupaten Cianjur, Sumedang dan Garut menjelang HBKN dipastikan aman. Champion cabai asal Cianjur dan ketua Gapoktan Mujagi Suhendar menyampaikan, sangat memungkinkan untuk mengatur pola tanam di kecamatan sentra cabai, seperti Pacet, Cugenang, Cipanas dan Campaka, sehingga pasokan cabai tetap terjaga pada HBKN.

“Saat ini, tersedia lebih dari 10 Ha lahan di Cugenang yang sudah masuk tahap semai sampai tanam. Panen perdana sekitar 2 Ha pada akhir Maret ini, sehingga pasokan cabai pada April sampai Mei masih cukup banyak,” jelas Suhendar.

Sementara itu, Champion cabai asal Sumedang Aceng menyatakan ketersediaan cabai Sumedang juga masih cukup. Ini akan meningkatkan pasokan ke Jabodetabek saat Ramadhan nanti.  

“Di Kecamatan Pamulihan saja tersedia 259 Ha yang sudah mulai panen, tersebar di Desa Sukawangi dan Desa Pamulihan. Saat ini, secara rutin 5 ton per hari memasok aneka cabai ke pasar Jabodetabek. Ramadhan nanti, pasokan akan meningkat menjadi 10 sampai 20  ton per hari,” ujarnya.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang,  Iwan Hermansah. Iwan menyatakan, pasokan cabai pada HBKN  aman. 

“Luas tanam aneka cabai tahun 2022 ada 1.000 Ha yang tersebar di Kecamatan Pamulihan, Cimanggung, Sukasari, Rancakalong, dan Tanjungsari. Perkiraan luas panen cabai mulai bulan April sekitar 400 Ha, termasuk yang ada di Kecamatan Pamulihan. Pasokan pasar ke Jakarta  rata-rata 35 ton per hari,” jelas Iwan.

Champion cabai asal Garut, Sumarna mengungkapkan bahwa menghadapi masa Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan Jabodetabek dapat terpenuhi. Dari sisi harga, Sumarna juga menyatakan harga masih cukup aman, yakni berkisar antara Rp 25.000 sampai Rp 33.000 per kilogram, karena pengiriman ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) masih lancar.

"Sekarang harga masih aman, karena pengiriman ke PIKJ juga masih lancar. Di bulan Ramadhan nanti, perkiraan pengiriman ke PIKJ sekitar 5-10 ton per hari untuk cabai  rawit merah, kalau cabai keriting bisa sampai 30 ton per hari. Kalaupun nanti ada kenaikan harga, kemungkinan H-2 hingga H+2 Lebaran saja sepertinya, karena petani kan mulai libur memetik. Setelah itu juga normal kembali," terang Sumarna.

Lebih lanjut, Sumarna menambahkan, untuk menghadapi HBKN tahun 2022 dan 2023, pihaknya mengatur pertanaman di bulan Oktober dan Februari 2023 agar pasokan aneka cabai tetap tersedia. "Menghadapi HBKN di tahun 2022 dan 2023 ini, Kita akan atur pertanaman di bulan Oktober seluas 40 ha dan di bulan Februari 2023 seluas 15 ha. Ini dilakukan agar pasokan aneka cabai tetap tersedia. Potensi produksi diperkirakan mencapai 275 ton. Jadi, kita siap untuk amankan pasokan aneka cabai di bulan Ramadhan maupun HBKN lainnya," tutup Sumarna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement