Jumat 01 Apr 2022 23:02 WIB

Menteri Teten Minta Pelaku Usaha Batam Agresif Garap Potensi Ekspor

Menteri Teten menyebut banyak potensi produk ekspor yang bisa digarap UMKM Batam

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan sambutan saat pembukaan Gernas BBI di Hotel Marriott Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (30/3/2022). Provinsi Kepulauan Riau menjadi tuan rumah ajang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Tahun 2022 yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret - 3 April 2022 sebagai upaya pemerintah untuk mendorong UMKM dengan semangat bangga memakai produk Indonesia.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan sambutan saat pembukaan Gernas BBI di Hotel Marriott Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (30/3/2022). Provinsi Kepulauan Riau menjadi tuan rumah ajang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Tahun 2022 yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret - 3 April 2022 sebagai upaya pemerintah untuk mendorong UMKM dengan semangat bangga memakai produk Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mengajak pelaku usaha kreatif dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Batam agar lebih agresif menggaet market internasional. Khususnya negara-negara ASEAN yang terdekat seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, maupun Vietnam.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, untuk negara Singapura misalnya. Banyak potensi market yang bisa digarap UMKM Batam. Mulai dari usaha oleh-oleh, kuliner, fesyen, hingga groceries.

“Kita juga musti lihat bagaimana karakter wisatawan Singapura yang datang ke Batam. Kebanyakan dari mereka ini merupakan turis residence, yang menghabiskan akhir pekannya ke Batam. UMKM bisa menyediakan segala kebutuhan mereka,” ujar Teten saat berdiskusi dengan pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas Kreatif ICCN (Indonesia Creative City Network) Kepulauan Riau di Batam, Kamis (31/3).

Teten melanjutkan, UMKM Batam juga bisa menangkap peluang dengan melakukan re-ekspor ikan hias. Mengingat Singapura menjadi salah satu negara terbesar ekspor ikan hias air tawarnya sebagai komoditas utama. 

“Tidak masalah untuk re-ekspor kita bisa belajar dari Singapura, untuk kemudian kita garap di Indonesia dengan potensi lautnya yang lebih besar. Hal itu karena Singapura juga mere-ekspor ikan hias alaminya dari Malaysia juga Indonesia. Bukan hanya konsumer nya saja yang dibidik tapi juga pebisnis Singapura,” katanya.

Saat ini, sambung Menteri Teten, Kemenkop sudah merumuskan UMKM ini akan fokus pada dua hal. Pertama, UMKM berbasis kreativitas atau custom dan yang berbasis teknologi. “Kedua-duanya ini diperlukan komunitas untuk men-develope-nya. Itu kenapa UMKM sangat penting punya komunitas kreatif. Karena dari sana ide-ide cemerlang bisa berkembang,” kata Menkop.

Tak hanya itu, meski saat ini Indonesia baru di tahap teknologi generasi kedua atau Web 2.0, namun pelaku usaha sudah harus bersiap menuju teknologi generasi ketiga atau Web 3.0, dan UMKM diminta harus mampu beradaptasi. “Sangat sayang dengan akar budaya dan kuliner Indonesia terbanyak di dunia dari Aceh sampai Papua kalau tidak kita explore. Kreativitas ini yang bisa kita manfaakan untuk siap masuk ke disrupsi generasi ketiga Web 3.0,” ujar dia.

Dalam membantu UMKM, Kemenkop juga punya sejumlah platform yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk bisa berkembang dan menyasar market yang lebih besar hingga ekspor. Menteri Teten bilang, menyediakan Smesco yang kini bertransformasi sebagai sayap dagang. Menjadi agregator membantu UMKM ekspor ke Singapura dan Malaysia, hingga ke Taiwan.

Selanjutnya, Kemenkop juga memiliki program kontainer berjadwal, sebagai upaya membantu UMKM melakukan ekspor di tengah terbatasnya jumlah dan mahalnya harga kontainer, terutama di saat pandemi. “Sudah ada di Jawa. Kontainer terjadwal ini bisa dijadikan jaringan distribusi. UMKM bisa ekspor borongan, tanpa harus ekspor kecil-kecil seperti jastip. Misalnya cuma kirim 100 kilo bisa digabung dengan barang lain, jadi biayanya lebih murah. Jangan kita jadi UMKM yang gaya-gayaan ekspor tapi malah tekor,” imbau Menteri Teten.

Bagi UMKM Batam, Kemenkop tegas Menteri Teten, secepatnya sedang merumuskan untuk lebih banyak lagi menyelenggarakan event-event yang bisa mendatangkan masyarakat Singapura, Malaysia, Thailand maupun Vietnam untuk datang ke Batam. “Ambil contoh di Banyuwangi, total dalam sebulan mereka ada 120 event, per 2 hari ada event. Sengaja membuat turis area untuk datang berkunjung dan belanja,” tuturnya.

Pad kesempatan sama, Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman mengajak seluruh pelaku usaha kreatif Batam untuk tergabung dalam platform SMEsta.id yang berorientasi untuk produk ekspor. Dalam platform tersebut juga menggelar business matching dari berbagai investor tak hanya ASEAN tapi juga negara Amerika Serikat (AS) juga Eropa.

Sementara Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengajak para pelaku usaha kreatif untuk datang ke PLUT yang baru diresmikan di Batam. Di sana dilakukan pendampingan mulai dari bagaimana UMKM go digital, packaging hingga memperoleh berbagai sertifikasi dan NIB (Nomor Induk Bersama).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement