Senin 21 Apr 2025 09:43 WIB

Hindari Tarif AS, China Pakai Logo 'Made in Korea'

Korea Selatan temukan pelanggaran made in Korea untuk menghindari tarif AS.

Korea Selatan menemukan peningkatan upaya untuk menyamarkan produk asing sebagai ekspor Korea untuk menghindari tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump.
Foto: Republika/Prayogi
Korea Selatan menemukan peningkatan upaya untuk menyamarkan produk asing sebagai ekspor Korea untuk menghindari tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan menemukan peningkatan upaya untuk menyamarkan produk asing sebagai ekspor Korea untuk menghindari tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump. Badan bea cukainya pada hari Senin (21/4/2025) mengatakan sebagian besar dari barang tersebut berasal dari China

Layanan Bea Cukai Korea mengatakan telah menemukan pelanggaran negara asal senilai 29,5 miliar won (20,81 juta dolar AS) sejak kuartal pertama pengiriman ke AS mencapai 97 persen dari total, setelah penyelidikan khusus bulan lalu.

Baca Juga

Itu dibandingkan dengan total pelanggaran senilai 34,8 miliar won sepanjang tahun 2024, di antaranya pengiriman ke AS mencapai 62 persen.

Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah memberlakukan tarif besar pada berbagai produk dan negara yang mulai berlaku pada bulan Maret. Pejabat Korea Selatan mengatakan mungkin ada peningkatan upaya oleh perusahaan asing, seperti perusahaan di negara tetangga China, untuk menggunakan Korea Selatan, yang merupakan sekutu utama AS dan memiliki pakta perdagangan bebas, sebagai jalan pintas untuk menghindari tarif dan regulasi.

Trump mengenakan tarif 25 persen pada Korea Selatan bulan ini, yang kemudian ditangguhkan selama tiga bulan. AS sekarang mengenakan tarif 145 persen pada China setelah tindakan balasan bolak-balik, yang menurut para ekonom telah memutus perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Temuan hari Senin mencakup bahan katode senilai 3,3 miliar won yang digunakan untuk baterai, yang diimpor dari China dan dikirim ke AS dengan Korea Selatan yang secara keliru ditandai sebagai negara asal. Hal itu untuk menghindari tarif yang sudah tinggi pada bulan Januari bahkan sebelum tarif Trump berlaku.

Pada bulan Maret, kamera pengintai senilai 19,3 miliar won diimpor dari China dalam bentuk suku cadang dan dipasang kembali di Korea Selatan untuk menghindari pembatasan AS pada perangkat komunikasi China.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement