REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) optimistis kinerja keuangan sepanjang 2021 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Membaiknya kinerja keuangan IPCC seiring dengan kian pulihnya kegiatan bongkar muat yang dilakukan di Terminal IPCC sepanjang tahun lalu.
Direktur Utama IPCC Rio TN Lasse, menyampaikan jumlah penanganan bongkar muat untuk sejumlah segmen di Terminal IPCC jauh lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan peningkatan tersebut diyakini berimbas pada peningkatan kinerja keuangan, terutama pendapatan dari IPCC.
"Dengan melihat adanya peningkatan jumlah kargo yang dilayani di Terminal IPCC maka secara pendapatan tentunya mengalami peningkatan. Di sisi lain, upaya efisiensi terhadap beban biaya perusahaan juga diyakini akan berimbas pada pertumbuhan laba," kata Rio dalam keterangan resminya, Rabu (30/3/2022).
Sebagai gambaran historis, pada 2020 IPCC sempat mengalami kerugian sebesar Rp 23,77 miliar seiring dengan turunnya pendapatan karena imbas Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan turunnya penanganan kargo di Terminal IPCC. Oleh karena tercatat adanya kerugian maka IPCC tidak melakukan pembagian dividen untuk tahun buku 2020 tersebut.
Akan tetapi, dengan pulihnya kondisi ekonomi sepanjang 2021 kinerja operasional maupun keuangan IPCC kian membaik. Per akhir September 2021, kinerja keuangan IPCC telah mengalami turn around dimana tercatat profit sebanyak Rp 16,60 miliar. Secara bertahap membuat kinerja keuangan IPCC membaik.
Dengan melihat kondisi sepanjang sembilan bulan di 2021 yang telah mencatatkan keuntungan, tentunya sepanjang full year 2021 diperkirakan akan mengalami profit yang lebih tinggi. Adanya pembukuan keuntungan tersebut dimungkinkan bagi Manajemen untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham.
"Pada tahun sebelumnya, IPCC tidak membagikan dividen karena tercatat rugi. Jika tahun buku 2021 ini mencatatkan adanya profit maka dimungkinkan akan adanya pembagian dividen," kata Direktur Keuangan dan SDM IPCC Feri Irawan menambahkan.
Menurut Feri, manajemen perseroan saat ini sedang melakukan kajian di internal untuk mengusulkan adanya pembagian dividen. Besarannya akan diusulkan pada RUPS Tahunan tahun ini. Usulan dividen ini merupakan komitmen perseroan kepada para pemegang saham untuk dapat memberikan nilai tambah dari pencapaian kinerja.
Jika mengacu pada besaran pembagian dividen (dividend payout ratio) IPCC pada tahun buku 2019, saat itu melalui RUPS Tahunan ditetapkan untuk penggunaan laba bersih Perseroan sebesar 75,01 persen dengan besaran dividen per lembar saham senilai Rp20,94. Sementara itu, jika mengacu pada rata-rata harga saham saat itu maka besaran dividend yield senilai antara 3,5 persen hingga 4,9 persen.