REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir membuka peluang kolaborasi antara BUMN dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dalam rangka memajukan ekonomi digital Indonesia.
"Saya sangat berharap HIPMI dapat senantiasa mendorong percepatan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya ekonomi digital dan terus berkontribusi menyediakan solusi bagi masa depan bangsa Indonesia. Dan tentunya BUMN membuka peluang kolaborasi yang selebar-lebarnya bersama HIPMI, terutama kita dapat memastikan kemajuan ekonomi digital serta talenta-talenta muda yang kompeten dan berjiwa pemimpin," ujar Erick Thohir dalam seminar daring HIPMI Digital Fest 2022 di Jakarta, Rabu (30/3/2022).
Menteri BUMN mengapresiasi berbagai upaya HIPMI untuk berperan dalam memperkuat ekonomi digital Indonesia. Erick Thohir telah memperhatikan bahwa HIPMI memiliki formulasi agar industri digital di Indonesia bisa terus tumbuh dan berkembang.
"Tentu untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka dan berdaulat di bidang teknologi dan digital. Kita tidak hanya bergantung kepada pemerintah dan BUMN tentunya, dibutuhkan sebuah kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pihak swasta serta organisasi masyarakat khususnya HIPMI dalam momentum yang sangat penting ini," kata Erick Thohir.
Hal ini dikarenakan penting berkaitan dengan pembukaan lapangan kerja dan terus menumbuhkan kesempatan berusaha untuk Bangsa Indonesia."Dalam menyongsong Tahun 2045, kita memastikan peluang kekuatan dominasi Indonesia pada rangking perekonomian internasional memang pada akhirnya akan menjadi milik kita," ujar Menteri BUMN itu.
Dunia Indonesia bukanlah dunia bangsa lain, Indonesia harus memiliki ekosistem sendiri, peta jalan sendiri, dan menjadi pemenang untuk kemajuan bangsa Indonesia tercinta ini. "Kita sendiri harus memastikan bahwa ekonomi digital dapat membuat bangsa Indonesia lebih maju, makmur, dan bahkan mendunia," kata Erick Thohir.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan potensi ekonomi digital Indonesia akan tumbuh delapan kali lebih cepat dibandingkan PDB. Menurut dia, hal tersebut luar biasa sehingga diperkirakan Indonesia pada tahun 2030 akan memiliki ekonomi digital dengan kontribusi mencapai Rp 4.531 triliun. Hal ini tentunya merupakan potensi yang harus sangat diperhatikan selain potensi sumber daya alam.
Erick Thohir juga menegaskan ia tidak anti asing, namun dia hanya menekankan pentingnya Indonesia sebagai negara besar dengan potensi ekonomi digital yang luar biasa tersebut harus memiliki peta jalan Indonesia bukan negara lain. Peta jalan Indonesia ini harus memastikan pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja serta investasi di Indonesia.