REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis pada tahun ini penyaluran kredit dapat tumbuh secara baik dibandingkan pencapaian 2021. Perseroan menargetkan hingga akhir tahun ini, kredit dapat tumbuh sembilan sampai 11 persen secara year on year (yoy).
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan strategi perseroan yakni selective growth dengan fokus pertumbuhan pada segmen UMKM dan ultra mikro.
"Fokus penyaluran kredit BRI ke depan yakni segmen UMKM khususnya sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, aktivitas jasa keuangan, real estate, aktivitas kesehatan dan kesenian hiburan," ujarnya ketika dihubungi Republika, Rabu (30/3/2022).
Menurutnya sebagai penyalur kredit terhadap UMKM terbesar di Indonesia, perseroan akan fokus terhadap pemberdayaan UMKM salah satunya melalui pembiayaan. Pada kuartal IV 2021 tercatat portofolio kredit UMKM sebesar 83,86 persen dibandingkan total penyaluran kredit. Adapun proporsi kredit UMKM akan didorong naik sebesar 85 persen.
Strategi BRI untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM ada dua. Pertama, dengan menaikkelaskan nasabah existing, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan.
Kedua, menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru.
"Dengan go smaller, go shorter, go faster, BRI akan mampu menyasar segmen yang lebih kecil, dengan proses yang lebih cepat dan efisien adanya digitalisasi," ucapnya.
Ke depan perseroan menyakini strategi tersebut dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya yang semurah mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan digitalisasi layanan perbankan sehingga semua prosesnya akan menjadi lebih cepat dan efisien.
Disamping itu, perseroan menilai saat ini yang lebih dibutuhkan oleh UMKM sebetulnya bukan advokasi tapi adalah edukasi. Adapun edukasi yang harus diberikan berupa semangat entrepreneurship karena tidak semua UMKM memiliki semangat tersebut.
Kemudian UMKM perlu dibekali ilmu administrasi manajerial untuk mengatur keuangan, mengakses informasi, mengakses pasar, dan mengakses permodalan.
"Setelah itu, UMKM dibimbing menjalankan bisnis secara sustainable atau berkelanjutan, dengan mengedepankan prinsip good corporate governance (GCG). Maka nantinya jika sudah layak dan komersial, akses pembiayaan yang semakin meningkat pun akan terwujud," ucapnya.