REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengatakan akan meluncurkan penyelidikan yang dapat mengakibatkan tarif panel surya. Khususnya panel surya yang diimpor dari empat negara Asia Tenggara yang menjadi pukulan bagi pengembang proyek energi bersih yang mengandalkan impor murah untuk menekan biaya.
Keputusan Departemen Perdagangan terkait impor dari Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja merupakan kemenangan bagi Auxin Solar. Pabrikan surya yang berbasis di San Jose, Kalifornia tahun ini meminta penyelidikan, dengan alasan bahwa pabrikan China mengalihkan produksi ke negara-negara tersebut untuk menghindari pembayaran bea masuk AS selama hampir satu dekade untuk barang-barang solar buatan China.
Kelompok perdagangan industri surya mengatakan penyelidikan saja akan segera menghambat pengembangan proyek dan membahayakan kemajuan AS dalam mengatasi perubahan iklim. Sementara menurut American Clean Power Association, impor dari empat negara tersebut menyumbang sekitar 80 persen dari panel yang diharapkan akan dipasang di Amerika Serikat tahun ini.
"Keputusan ini secara efektif membekukan pengembangan di industri surya AS. Terus terang, tindakan Departemen Perdagangan untuk memulai penyelidikan ini adalah bencana bagi industri kami," kata CEO asosiasi Heather Zichal dikutip dari Reuters, Senin (28/3/2022).
Juru bicara Departemen Perdagangan AS mengatakan akan melakukan penyelidikan terbuka dan transparan. "Penyelidikan ini hanyalah langkah pertama, belum ada penentuan dengan satu atau lain cara tentang manfaatnya," kata juru bicara Departemen Perdagangan AS.
Departemen Perdagangan AS memastikam akan mengeluarkan penetapan awal dalam waktu 150 hari. Auxin Solar menyambut baik keputusan tersebut.
"Kami bersyukur pejabat menyadari perlunya menyelidiki pembuangan backdoor yang meluas ini dan bagaimana hal itu terus melukai produsen surya Amerika," kata Kepala Eksekutif Auxin Mamun Rashid.