Reksadana pasar uang adalah salah satu jenis reksadana. Reksadana pasar uang atau RDPU menawarkan tingkat risiko paling rendah dibanding reksadana lain, seperti reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Makanya, reksadana pasar uang sangat cocok untuk kamu yang tipenya konservatif atau cari aman. Pas juga buat investor pemula yang lagi belajar memulai investasi.
Baca Juga: Pilihan Reksadana yang Bagus untuk Pemula
Pengertian Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang
Menurut Peraturan OJK (POJK) Nomor 47/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksadana Terbuka, reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya melakukan investasi pada:
- Instrumen pasar uang dalam negeri
- Diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, dan/atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun.
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang dana investasinya dikelola Manajer Investasi (MI) di instrumen pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan obligasi yang jangka waktu atau jatuh temponya kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Cara Kerja Reksadana Pasar Uang
Berikut ini adalah cara kerja investasi reksadana pasar uang secara umum:
- Investor menyetorkan dana ke manajer investasi
- Manajer investasi membuat portofolio investasi dari dana kelolaan yang terkumpul
- Portofolio investasi tersebut berisikan instrumen pasar uang, SBI, deposito, atau obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun
- Manajer investasi kemudian akan mengolah dan menginvestasikan portofolio investasi tersebut untuk mendapatkan keuntungan
- Investor akan menerima laporan berkala atas performa portofolio investasi yang dikelola tersebut.
Keuntungan Reksadana Pasar Uang
Keuntungan reksadana pasar uang, antara lain:
- Risiko reksadana pasar uang terbilang rendah dan aman, karena modal diinvestasikan di instrumen pasar uang yang risikonya minim. Fluktuasi cenderung stabil dan tidak mudah terguncang oleh kondisi ekonomi global
- Menguntungkan, karena rata-rata tingkat keuntungan atau imbal hasilnya lebih besar dari suku bunga bank konvensional, seperti tabungan dan deposito
- Likuid, artinya mudah dicairkan, dijual, atau ditarik sewaktu-waktu jika membutuhkan dana mendesak tanpa kena potongan, penalty, atau denda
- Mudah didapat, karena reksadana pasar uang sudah tersedia di fintech yang menjadi marketplace produk keuangan maupun situs belanja online atau e-commerce
- Modal yang dibutuhkan sangat terjangkau, mulai dari Rp 10 ribu
- Terdapat banyak pilihan, ada reksadana pasar uang konvensional dan syariah
- Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Risiko Reksadana Pasar Uang
Risiko reksadana pasar uang
Meski rendah, risiko reksadana pasar uang tetap ada. Risiko reksadana pasar uang, yakni:
-
Risiko gagal bayar
Risiko gagal bayar memang menjadi risiko investasi reksadana, termasuk reksadana pasar uang. Contohnya, reksadana pasar uang yang diinvestasikan pada obligasi atau surat utang yang jatuh temponya kurang dari setahun.
Obligasi ini mungkin saja terjadi gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkannya akibat masalah keuangan internal. Maka dari itu, disarankan beli reksadana pasar uang yang pengelolaannya pada obligasi pemerintah. Sebab, negara menjamin pembayaran pokok dan kupon atau imbal hasil surat utang.
-
Menarik dana investasi dalam jumlah besar
Reksadana pasar uang bisa dicairkan atau dijual kapan saja, sehingga hal ini dapat memicu aksi redemption besar-besaran. Contohnya, total dana investasi di reksadana pasar uang B mencapai Rp 200 miliar dan pada waktu bersamaan investor menarik dana Rp 170 miliar atau semuanya.
Akibatnya, reksadana pasar uang harus dijual sebelum tanggal jatuh tempo lebih murah dari harga pasar atau harga beli. Tentu ini akan membuat investor rugi besar.
Baca Juga: Reksadana: Pahami Pengertian, Keuntungan dan Cara Investasinya
Return Reksadana Pasar Uang
Return reksadana pasar uang per tahun sekitar 4% sampai 6% bersih (nett). Tidak kena pajak, karena bukan merupakan objek pajak.
Tingkat return atau imbal hasil ini lebih tinggi dibanding tingkat bunga simpanan di bank. Suku bunga tabungan misalnya, sangat kecil. Bahkan untuk simpanan nominal Rp 1 juta, bunganya 0%.
Sementara return deposito, rata-rata berkisar 4% sampai 5% kotor (gross) per tahun. Ditambah kena potongan pajak 20% dan biaya administrasi. Kamu baru bisa memperoleh return 4%-5% jika simpanan deposito minimal Rp 50 juta setahun.
Jenis Reksadana Pasar Uang
Selain reksadana pasar uang konvensional seperti penjelasan di atas, jenis reksadana pasar uang lainnya adalah reksadana pasar uang syariah. Yang bedanya hanya pada penempatan aset.
Reksadana pasar uang syariah adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri atau efek syariah berpendapatan tetap yang diterbitkan dengan jangka waktu kurang dari setahun, seperti sertifikat syariah, deposito syariah, sukuk.
Reksadana pasar uang syariah cocok untuk investasi jangka pendek, atau mengumpulkan dana darurat secara halal karena sesuai dengan prinsip syariah. Transaksi reksadana pasar uang syariah diperbolehkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001.
Reksadana syariah pasar uang menawarkan return lebih tinggi sekitar 5% sampai 8% per tahun jika dibanding deposito bank. Di samping itu, dapat ditarik kapan saja, serta modal investasi terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Contoh Reksadana Pasar Uang
Contoh reksadana pasar uang
Contoh reksadana pasar uang konvensional:
- Avrist Ada Kas Mutiara
- BNI-AM Dana Paasar Uang Kemilau
- BNP Paribas Rupiah Plus
- Bahana Dana Likuid
- Batavia Dana Kas Maxima
- Batavia Dana Likuid
- Capital Money Market Fund
- Cipta Dana Cash
- Danamas Rupiah Plus
- Danareksa Seruni Pasar Uang II
- Eastpring Investments Cash Reserve Kelas A
- HPAM Ultima Money Market
- Reksadana Manulife Dana Kas II Kelas A
- Lancar Victoria Merkurius
- MNC Dana Lancar
- Mandiri Investa Pasar Uang
- Maybank Dana Pasar Uang
- Mega Asset Multicash
- Phillip Money Market Fund
- Schroder Dana Likuid.
Contoh reksadana pasar uang syariah:
- Bahana Likuid Syariah Kelas 3
- Cipta Dana Kas Syariah
- Mandiri Pasar Uang Syariah
- Reksadana Syariah Capital Likuid Syariah Kelas S
- Eastpring Syariah Money Market Khazanah Kelas A
- Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia
- Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra
- Reksadana Syariah Capital Sharia Money Market
- Syailendra Sharia Money Market Fund
- Trimegah Kas Syariah
- Sucorinvest Sharia Money Market Fund.
Cara Menghitung Return Reksadana Pasar Uang
Contoh cara menghitung return reksadana pasar uang secara manual:
Budi investasi dana sebesar Rp 5 juta pada reksadana pasar uang X dengan NAB/UP sebesar Rp 2.500, maka:
- Jumlah unit penyertaan yang didapat Budi = Rp 5.000.000 : Rp 2.500 = 2.000 unit.
NAB/UP kependekan dari Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan. NAB/UP adalah harga yang harus dibayar investor untuk satu unit penyertaan reksadana.
Setelah 9 bulan, NAB/UP reksadana pasar uang X naik menjadi Rp 4.500. Budi ingin menjual seluruh unit penyertaan tersebut.
- Kenaikan reksadana pasar uang X = (Rp 4.500 – Rp 2.500) : Rp 2.500 x 100 = 80% dalam 9 bulan
- = Rp 4.500 x 2.000 unit = Rp 9.000.000
- Keuntungan Budi = Rp 9.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 4.000.000.
Sebaliknya jika dalam 9 bulan, NAB/UP reksadana pasar uang X turun menjadi Rp 1.800
- Penurunan reksadana pasar uang X = (Rp 2.500 – Rp 1.800) : Rp 2.500 x 100 = 28%
- = Rp 1.800 x 2.000 unit = Rp 3.600.000
- Kerugian Budi = Rp 5.000.000 – Rp 3.600.000 = Rp 1.400.000.
Selain manual, kamu juga bisa menghitung return investasi reksadana pasar uang melalui kalkulator simulasi investasi reksadana milik Bareksa.
Contoh:
Kamu investasi reksadana pasar uang pada produk Sucorinvest Money Market Fund dari Sucorinvest Asset Management. Periode investasi 1 Agustus 2021 sampai 15 Maret 2022.
Nilai investasi awal Rp 5 juta, tambahan investasi setiap bulan Rp 1 juta (setiap tanggal 5), tambahan investasi setiap tahun Rp 10 juta (tanggal 5 Desember). Maka hasil investasi reksadana pasar uang kamu
- Total investasi = Rp 23.000.000
- Total return kurang dari 7 bulan = 1,86%
- Total nilai return reksadana pasar uang = Rp 428.582
- Total investasi + return reksadana pasar uang = Rp 23.428.582.
Baca Juga: 6 Manajer Investasi Reksadana Terbaik Beserta Produknya
Daftar Reksadana Pasar Uang Terbaik
Reksadana pasar uang terbaik
Berikut reksadana pasar uang terbaik yang paling cuan atau dengan keuntungan tertinggi selama satu tahun
Reksadana Pasar Uang Konvensional
No
|
Reksadana Pasar Uang
|
Return 1 Tahun
|
1
|
Danareksa Gebyar Dana Likuid II
|
533,49%
|
2
|
Bahana Revolving Fund
|
16,55%
|
3
|
Bahana Liquid Priority Fund
|
14,76%
|
4
|
Star Money Market II
|
7,93%
|
5
|
Insight Money
|
5,52%
|
*Data Bareksa per 16 Maret 2022
Reksadana pasar uang syariah terbaik:
No
|
Reksadana Pasar Uang
|
Return 1 Tahun
|
1
|
Bahana Kas Syariah Fund
|
27,77%
|
2
|
Mega Asset Multicash Syariah
|
25,55%
|
3
|
Victoria Pasar Uang Syariah
|
7,25%
|
4
|
Sucorinvest Sharia Money Market Fund
|
4,55%
|
5
|
Syailendra Sharia Money Market Fund
|
4,36%
|
*Data Bareksa per 16 Maret 2022
Daftar reksadana pasar uang terbaik dari Invofesta reksadana pasar uang, antara lain:
No
|
Reksadana Pasar Uang
|
Return 1 Tahun
|
1
|
Bahana Kas Syariah Fund
|
27,77%
|
2
|
Bahana Liquid Priority Fund
|
14,76%
|
3
|
Bahana Revolving Fund
|
16,55%
|
4
|
Mega Asset Multicash Syariah
|
25,55%
|
5
|
Star Money Market II
|
7,93%
|
Investasi Reksadana Online di Sini
Investasi reksadana, termasuk reksadana pasar uang saat ini tak perlu ribet. Kamu dapat investasi reksadana online melalui fintech Cermati.com.
Selain mudah, cepat, dan praktis, juga aman karena marketplace produk keuangan ini bekerja sama dengan perusahaan sekuritas yang sudah memiliki izin Agen Penjual Reksadana (APERD) dari OJK.
Baca Juga: Daftar Bank Penjual Reksadana Terbaik, Kamu Pilih Mana?