Selasa 15 Mar 2022 18:20 WIB

Myanmar akan Terima Baht dan Rupee untuk Perdagangan Perbatasan

Myanmar mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Petugas menunjukkan lembaran uang kyat Myanmar. Myanmar mulai menerima baht Thailand dan rupee India untuk transaksi di perbatasan.
Foto: AP Photo/Khin Maung Win
Petugas menunjukkan lembaran uang kyat Myanmar. Myanmar mulai menerima baht Thailand dan rupee India untuk transaksi di perbatasan.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Kementerian Informasi dan Investasi Myanmar pada Selasa (15/3/2022) mengumumkan bahwa Myanmar akan mulai menerima mata uang baht Thailand untuk transaksi perdagangan perbatasan. Ini juga akan berlaku pada mata uang rupee India.

"Pedagang terdaftar di sepanjang perbatasan Thailand dengan Myanmar mulai bulan ini dapat melakukan perdagangan berdasarkan nilai tukar kyat-baht yang diumumkan setiap hari oleh bank sentral Myanmar," kata pernyataan kementerian.

Baca Juga

Pihak berwenang Thailand dan India tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pemerintah Myanmar yang dikendalikan militer telah mengatakan akan juga menerima renminbi China sebagai mata uang penyelesaian resmi.

"Dengan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, kami akan mengurangi risiko perubahan nilai tukar mendadak karena faktor geopolitik eksternal," kata kementerian.

Menurut kementerian tersebut langkah itu akan membantu mengurangi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan dolar AS. Pengaturan tersebut juga akan membantu mendukung pemulihan ekonomi.

"Bahkan dengan kenaikan harga energi, Myanmar harus mencatat pertumbuhan produk domestik bruto "sederhana" pada tahun fiskal yang berakhir Oktober 2022," kata kementerian.

Ekonomi Myanmar telah merosot sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih tahun lalu dan melancarkan tindakan keras berdarah terhadap yang tak setuju dengan mereka. Myanmar juga tengah dilanda perjuangan untuk menegakkan ketertiban di tengah meluasnya kerusuhan sipil dan perlawanan bersenjata dari milisi pro-demokrasi dan pemberontak etnis minoritas.

Tahun lalu, Bank Sentral Myanmar secara singkat mencoba menambatkan mata uang kyat ke kurs referensi terhadap dolar setelah penurunan nilai tukar. Pernyataan itu menuduh para penentang mencoba memicu ketidakpercayaan pada perbankan dan sistem keuangan. Kyat yang lebih lemah tahun lalu dipicu oleh sabotase ekonomi, katanya.

Thailand adalah mitra dagang terbesar kedua Myanmar di belakang China. Perdagangan pada tahun fiskal 2020-2021 bernilai 5,3 miliar dolar AS.

Ekspor utama Myanmar termasuk gas, logam, kacang-kacangan, dan garmen. Thailand juga terutama mengimpor mesin, peralatan transportasi dan barang-barang manufaktur dari Thailand.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement