Senin 07 Mar 2022 20:56 WIB

Bukit Asam Targetkan PLTU Sumsel 8 Beroperasi Akhir Maret 2022

PLTU Sumsel 8 merupakan PLTU mulut tambang terbesar di Asia Tenggara.

Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2x660 megawatt di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan beroperasi pada akhir Maret 2022.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2x660 megawatt di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan beroperasi pada akhir Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 berkapasitas 2x660 megawatt di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan beroperasi pada akhir Maret 2022. PLTU mulut tambang yang berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung itu dibangun PTBA dengan menggandeng perusahaan asal China Huadian Hongkong Company Ltd.

"Jika sesuai dengan progres, harusnya di akhir Maret 2022 sesuai dengan kontrak dengan PT PLN, ini selesai," kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dalam konferensi pers Kinerja PTBATahun 2021 secara virtual, Senin (7/3/2022).

Baca Juga

Namun, ia melanjutkan, di internal PLN masih ada hal yang harus dikerjakan, di antaranya pembangunan jaringan 500 kVA yang saat ini masih dalam proses."Tapi, kami akan bicara lebih konkret dengan PLN, paling tidak yang sekitar 275 kVA ke Gumawang bisa selesai tahun ini sehingga sebagian dari kapasitas Sumsel 8 ini bisa dioptimalkan oleh PLN," kata dia.

Direktur Operasi dan Keuangan PTBA Suhedi menambahkan konsumsi batu bara untuk Sumsel-8 jika beroperasi normal dapat mencapai 5,5 juta ton per tahun. Namun, penyerapan batu bara diperkirakan belum optimal pada 2022 karena PLTU belum beroperasi penuh, atau hanya sekitar 500.000 ton, kata dia.

"Sejauh ini, progres pembangunan sudah mencapai 95 persen. PLTU ini ditargetkan dapat beroperasi penuh pada 2022 ini," kata dia.

PLTU Sumsel 8 yang merupakan PLTU mulut tambang terbesar di Asia Tenggara ini menggunakan teknologi penangkap karbon dan desulfurisasi gas buang. Penggunaan teknologi ini sebagai upaya untuk membantu pemerintah dalam menerapkan komitmen nol emisi pada 2060.

Teknologi ini merupakan reaksi kimia pengolahan limbah sehingga dalam prosesnya gas emisi yang dikeluarkan bisa sangat rendah. PLTU ini akan berkontribusi terhadap proyek tol listrik yang akan mengaliri listrik hingga ke Sumatera Utara yang saat ini masih defisit listrik.

Tidak hanya itu, dari sisi tarif, pembangkit ini akan menekan ongkos produksi karena jarak antara tambang batu bara dengan PLTU dapat dipangkas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement