Ahad 06 Mar 2022 15:23 WIB

Penyesuaian Tarif Hingga Divestasi Tol Topang Kinerja Jasa Marga

Pertumbuhan pendapatan JSMR diproyeksi mencapai 13 persen pada 2022.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Logo PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Penyesuaian tarif hingga divestasi jalan tol diprediksi akan menopang kinerja Jasa Marga pada 2022 ini.
Foto: jasamarga.com
Logo PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Penyesuaian tarif hingga divestasi jalan tol diprediksi akan menopang kinerja Jasa Marga pada 2022 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja PT Jasa Marga (Persero) Tbk diproyeksi akan mencatatkan kinerja positif sepanjang 2022. Pemulihan volume transaksi, penyesuaian tarif tol dan pengoperasian ruas tol baru diperkirakan akan menopang pertumbuhan pendapatan emiten bersandi saham JSMR ini. 

Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan pertumbuhan pendapatan JSMR mencapai 13 persen pada 2022 dan 14 persen pada 2023. "Kinerja positif emiten sektor infrastruktur transportasi ini ditopang oleh pertumbuhan volume transaksi, pengoperasian jalan tol baru, dan penyesuaian tarif," kata Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Andreas Kristo, dikutip Ahad (6/3/2022). 

Baca Juga

Menurut Andreas, volume transaksi akan segera kembali ke level pre-Covid mengingat volume transaksi sepanjang 2021 yang naik 8,3 persen YoY dan setara 86 persen dari volume transaksi 2019. JSMR berencana untuk menyesuaikan tarif di enam ruas tol pada tahun ini dimana kontribusi pendapatan ruas tol tersebut setara 25 persen pendapatan di sembilan bulan pertama 2021.

Selain itu, perkiraan belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan yang moderat dalam dua tahun mendatang akan menjaga tingkat gearing tetap stabil. Target tambahan jalan tol operasional yang cukup rendah sebesar 12.65 km di 2022 dan 31 km di 2023 akan membuat panjang jalan tol operasional sebesar 1,290 km di 2023.

"Sehingga, kami memproyeksikan capex sebesar Rp 12 triliun untuk dua tahun kedepan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan era heavy capex cycle di 2017 – 2020 yang sebesar Rp 16,1 triliun per tahun," terang Andreas.

Kinerja positif JSMR juga akan didukung oleh rencana divestasi yang masih akan terus berlanjut. Divestasi aset jalan tol diperkirakan masih akan berlangsung di tahun-tahun mendatang dengan aset potensial adalah ruas jalan tol yang porsi mayoritas kepemilikannya masih dimiliki oleh JSMR. 

Pembeli potensial antara lain INA, Astra Infra, RKI atau investor lainnya. Selain itu, JSMR juga berencana untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rencana spin-off jalan tol Trans Jawa dimana 13 ruas jalan tol tersebut mencatat pendapatan tol sebesar Rp 5,23 triliun pada sembilan bulan pertama 2021.

Di sisi lain, potensi naiknya tingkat suku bunga berpotensi menekan pertumbuhan laba bersih. Anderas memproyeksikan beban bunga akan meningkat disebabkan oleh kenaikan weighted average cost of debt (WACD) ke level 7,1 persen pada 2022 dan beban bunga yang sebelumnya dikapitalisasi pada ruas tol yang baru beroperasi.

JSMR berencana untuk mengurangi porsi utang floating di level subsidiaries guna meminimalisir dampak negatif kenaikan tingkat suku bunga. Sekitar 30 persen utang JSMR merupakan fixed rate dengan tingkat bunga 6,5 - 6,75 persen.

Dengan berbagai sentimen tersebut, Andreas mempertahankan rating BUY untuk JSMR dengan target harga di level Rp 4,150. Hingga penutupan perdagangan Jumat (4/3), saham JSMR berada di level Rp 3.400 dan telah meningkat 3,34 persen dalam satu bulan terakhir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement