REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Rahmad Pribadi mengatakan optimalisasi peran dalam menekan persoalan sampah menjadi salah satu komitmen utama perusahaan terhadap lingkungan. Rahmad menyebut komitmen ini ditunjukan melalui berbagai program dan inovasi sebagai wujud implementasi aspek Environmental, Social and Governance (ESG) secara konsisten dan bertanggungjawab dalam aktivitas bisnis perusahaan.
"Persoalan sampah merupakan salah satu isu global yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (21/2/2022).
Menurut Rahmad, kondisi ini membutuhan komitmen dan kesinambungan upaya untuk menekan penumpukan sampah yang terus terjadi, tak hanya dengan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah tapi juga peran serta korporasi secara kontinyu.
Rahmad menyampaikan anggota holding Pupuk Indonesia ini melakukan sejumlah inisiasi, salah satunya dalam program Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta sejak 2018 bersama Pemkot Bontang.
TSPT Bessai Berinta merupakan tempat pemilahan untuk mengurangi volume sampah yang disalurkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Rahmad menyebut data produksi sampah Kota Bontang mencapai 80 ton sampai 85 ton per hari dan berpotensi meningkat jika tidak diikuti upaya penanganan serta penanggulangan secara optimal.
"TPST Bessai Berinta merupakan salah satu upaya PKT mendukung pengurangan jumlah sampah di lingkungan perusahaan maupun Kota Bontang, dengan konsep pemberdayaan masyarakat untuk pengolahan dan pemilahan sampah," ungkap Rahmad.
Rahmad mengatakan program TSPT Bessai Berinta digagas sebagai tempat pengolahan sampah terpadu, sekaligus menjadi wadah edukasi pengolahan sampah bagi masyarakat Bontang. Kata Rahmad, masyarakat pengelola program yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dibekali kemampuan pengelolaan dan pemilahan sampah, didukung teknologi dan perangkat untuk memaksimalkan proses.
Rahmad menyampaikan program ini juga melakukan pendampingan bagi Bank Sampah Unit (BSU) di tiap kelurahan dengan mendorong masyarakat memilah langsung sampah rumah tangga untuk memperoleh manfaat berupa tabungan, dikonversi dari total sampah yang dikumpulkan setiap hari.