Jumat 18 Feb 2022 06:32 WIB

Ketegangan Rusia-Ukraina Meningkat, Emas Tembus 1.900 Dolar AS

Harga emas ini menandai penyelesaian emas berjangka tertinggi sejak Juni 2021.

Pramuniaga menata gelang emas di sebuah gerai perhiasan di Malang, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 30,50 dolar AS atau 1,63 persen.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pramuniaga menata gelang emas di sebuah gerai perhiasan di Malang, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 30,50 dolar AS atau 1,63 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas melonjak mencapai tertinggi dalam delapan bulan di atas 1.900 dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (17/2/2022), karena investor menumpuk aset safe-haven ini di tengah meningkatnya ketegangan atas konflik Rusia-Ukraina. Ketegangan terjadi setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan ada indikasi Rusia berencana menyerang Ukraina.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 30,50 dolar AS atau 1,63 persen, menjadi ditutup pada 1.902,00 dolar AS per ons, setelah mencapai tertinggi sesi di 1.903,65 dolar AS. Ini menandai penyelesaian emas berjangka tertinggi sejak Juni 2021.

Baca Juga

Saham-saham AS merosot lebih dari 1 persen karena ketegangan di Ukraina meningkat. Pemberontak yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina saling menuduh pada Kamis (17/2/2022) bahwa masing-masing telah menembak melintasi garis gencatan senjata di Ukraina timur.

"Ketika waktu benar-benar menjadi tidak pasti dan kecemasan semakin tinggi, emas masih merupakan aset safe-haven untuk dituju," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Sementara itu, Rusia mengusir Wakil Duta Besar AS Bartle Gorman, memperingatkan tanggapan AS di tengah meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia ke Ukraina. "Tidak hanya peristiwa di perbatasan Ukraina yang membuat investor mencari tempat berlindung yang aman, tetapi (emas) juga menawarkan perlindungan inflasi pada saat harga melonjak dan prospek harga minyak dan gas yang lebih tinggi, jika Rusia menyerang," Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.

Risalah pertemuan kebijakan terbaru Fed pada hari Rabu (16/2/2022) menunjukkan sementara pembuat kebijakan sepakat bahwa akan "segera sesuai" untuk menaikkan suku bunga acuan overnight Fed dari level mendekati nol. Mereka akan menilai kembali garis waktu kenaikan suku bunga pada setiap pertemuan.

"Risalah FOMC terbaru tidak menawarkan petunjuk hawkish baru," kata analis Exinity, Han Tan.

Data ekonomi negatif yang dirilis pada Kamis (17/2/2022) juga mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, klaim pengangguran awal AS naik 23 ribu menjadi 248 ribu dalam pekan yang berakhir 12 Februari.

Indeks manufaktur Philadelphia Fed yang dirilis oleh Federal Reserve Philadelphia turun ke 16,0 pada Februari dari 23,2 pada Januari.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 27 sen atau 1,14 persen, menjadi ditutup pada 23,875 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman April naik 29 dolar AS atau 2,73 persen, menjadi ditutup pada 1,092,7 dolar AS per ons.

Baca juga : Rusia Perluas Pengaruh di Ukraina dengan Paspor

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement