REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat Toraja Utara untuk memanfaatkan lahan pertanian yang ada dan juga meningkatkan populasi kerbau serta komoditas unggulan kopi Toraja.
"Banyak hal yang bisa kita lakukan dan kerjakan bersama terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 270 juta penduduk Indonesia. Kalau perlu empat kali tanam padi dalam setahun. Tentu dengan melakukan upaya-upaya yang intensif. Sayang sekali kalau cuma dua kali tanam," kata Mentan Syahrul saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Mentan Syahrul menekankan perlunya melakukan produksi kopi dalam skala besar dengan menggunakan varietas yang unggul guna meningkatkan produktivitas. Dia menekankan pentingnya peningkatan produksi dikarenakan kopi Toraja menjadi salah satu kopi unggulan yang dikenal secara internasional.
Selain padi, komoditas kopi varietas robusta dan arabika menjadi komoditas andalan di Toraja Utara. Kopi tersebut banyak dibudidayakan oleh perkebunan rakyat terutama di Kecamatan Rindingallo, Kecamatan Buntao, dan Kecamatan Rantebua. Kopi Toraja menjadi salah satu kopi khas Indonesia yang menjadi unggulan selain Kopi Gayo dari Aceh, kopi Kintamani Bali, kopi Kerinci dan Lampung dari Sumatera, Kopi Preanger dan Kopi Banyuwangi dari Jawa.
Dalam kunjungan ke Kabupaten Toraja Utara, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengikuti prosesi adat Rambu Solo yaitu tradisi pemakaman Toraja, yang sampai sekarang masih dipertahankan. Dalam prosesi Rambu Solo, kerbau-kerbau pilihan ditampilkan dan diarak yang kemudian dipotong untuk dijadikan kurban.
Kerbau-kerbau itu didatangkan ke Toraja dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Nusa Tenggara. Kerbau yang dijadikan kurban hanya kerbau jantan saja, atau kerbau betina yang sudah tidak produktif.