REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asia-Pasifik menjadi salah satu kawasan di dunia yang membukukan kinerja positif dalam hal aktivitas penawaran perdana saham (IPO). Menurut laporan EY Global, aktivitas IPO di Asia-Pasifik terbilang stabil sepanjang 2021.
“Di Asia-Pasifik, pasar IPO tumbuh pada performa yang stabil pada tahun 2021," kata EY Asean IPO Leader, Max Loh, Kamis (30/12).
Selama periode berjalan tahun ini, jumlah kesepakatan terkait aktivitas IPO mencapai 1.136, meningkat 28 persen year-on-year (yoy) dibanding tahun lalu. Sedangkan jumlah dana yang terhimpun mencapai 169,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp2.421 triliun, naik 22 persen yoy dibanding tahun lalu.
Adapun sektor yang paling banyak melakukan aktivitas IPO yakni teknologi sebanyak 257 transaksi. Sementara penghimpunan dana IPO dari sektor teknologi sepanjang tahun ini mencapai 45,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp649,2 triliun.
Meski secara umum kinerja pasar IPO di Asia-Pasifik stabil, China justru mengalami perlambatan terutama pada kuartal ketiga 2021. Salah satunya disebabkan karena China mulai memperketat aturan IPO khususnya bagi perusahaan asing yang ingin mencatatkan sahamnya di China.
Secara keseluruhan China mengalami peningkatan 11 persen dengan jumlah kesepakatan IPO mencapai 593. Dari sisi dana, nilai penghimpunannya mencapai 122,8 miliar dolar AS atau hanya meningkat sebesar 3 persen.
Sementara itu, jumlah IPO di Jepang sepanjang tahun ini mencapai 128 kesepakatan dan menjadi yang tertinggi di negara tersebut sejak 2006. Transaksi ini mampu menghasilkan dana himpunan sebesar 6,8 miliar dolar AS.
Sedangkan di kawasan ASEAN, kinerja pasar IPO relatif baik pada tahun ini dengan Indonesia memimpin sebanyak 55 transaksi, dan disusul oleh Thailand sebanyak 40 transaksi. Kemudian, Filipina mengikuti sebanyak 6 transaksi, Singapura 8 transaksi dan Malaysia 23 transaksi.
Secara keseluruhan, bursa efek Asean tahun 2021 membukukan sebanyak 132 transaksi IPO dengan dana penghimpunan sebesar 13,1 dolar AS. Angka tersebut naik dari tahun lalu yanga hanya 111 transaksi dengan nilao 7,7 miliar dolar AS.
"Di tengah tantangan yang sedang berlangsung, ekonomi ASEAN terus menunjukkan harapan dengan ekosistem kewirausahaan, start-up, dan private equity yang dinamis. Hal ini menjadi pertanda baik untuk kegiatan IPO karena perusahaan yang sedang berkembang akan terus memanfaatkan pasar modal untuk mendorong pengembangan dan ekspansi," kata Max Loh.