REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai chief executive officer (CEO) PT Bukalapak.com Tbk. Pengumuman pengunduran diri tersebut disampaikan melalui keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manajemen Bukalapak pun mengonfirmasi kabar terkait keputusan Rachmat meninggalkan jabatan yang telah ia duduki selama dua tahun terakhir. Bukalapak telah menerima surat pengunduran diri dari Direktur Utama Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, pada 28 Desember 2021.
"Pengunduran diri akan berlaku efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata VP of Corporate Secretary Bukalapak, Perdana Arning Saputro, Rabu (29/12).
Sampai saat ini, menurut Perdana, Rachmat masih menduduki posisi sebagai direktur utama Bukalapak dan akan membantu proses transisi kepemimpinan di internal Bukalapak. Adapun Teddy Oetomo, Natalia Firmansyah, dan Willix Halim tetap menjabat sebagai direktur Bukalapak.
Segenap Dewan Komisaris dan Manajemen Bukalapak menyatakan penghargaan tertinggi serta apresiasi atas kontribusi Rachmat selama dua tahun ini. Berdasarkan informasi dari surat pengunduran diri, Rachmat berencana akan melakukan pengabdian negara dengan bekerja untuk pemerintah.
Sebelumnya, Rachmat resmi bergabung dengan raksasa e-commerce tersebut sejak Januari 2020 lalu. Pada 6 Agustus 2021, Rachmat berhasil membawa Bukalapak melantai BEI melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Di bawah kepemimpinan Rachmat, belum lama ini Bukalapak juga menyampaikan kesiapannya untuk melakukan strategi akuisisi. Perusahaan bersandi saham BUKA ini melihat adanya potensi untuk mencaplok sebuah perusahaan seusai melaksanakan IPO.
Saat ini perseroan sedang dalam proses penjajakan dan mengkaji potensi untuk melakukan pembelian saham atau investasi pada perusahaan lain, yang dapat meningkatkan nilai dari perseroan. Meski demikian, perseroan belum dapat menyampaikan mengenai nama perusahaan atau aset yang ditargetkan untuk dibeli.