Jumat 31 Dec 2021 02:34 WIB

50 Pelaku UMKM Dapat Fasilitas Kadin Tembus Pasar Global

LPEI dan Kadin menggelar pelatihan ekspor kepada pelaku usaha berorientasi ekspor

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi).
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank berkolaborasi dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) terkait pelatihan ekspor kepada pelaku usaha berorientasi ekspor. Adapun tujuan pelatihan ini dapat membantu para UMKM untuk memahami proses ekspor secara komprehensif dan melakukan kegiatan ekspor secara mandiri.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald Setiawan Grisanto mengatakan pihaknya berupaya mendorong pelaku UMKM untuk menjadi eksportir, salah satunya memberikan pelatihan ekspor kepada pelaku usaha berorientasi ekspor. “Kali ini LPEI bekerja sama dengan Kadin Semarang untuk melakukan pemetaan terhadap 50 pelaku usaha berdasarkan kebutuhan dan hambatan yang selama ini dihadapi, sehingga modul pelatihan yang disampaikan ini sesuai dengan harapan para peserta CPNE,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (30/12).

Baca Juga

Menurutnya LPEI sejak 2015 telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 2.706 pelaku usaha di 15 kota di Indonesia. Terdapat 75 orang pelaku usaha telah berhasil melakukan ekspor perdana setelah mengikuti pelatihan CPNE.

Coaching Program for New Exporters (CPNE) merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh LPEI kepada para pelaku UMKM berorientasi ekspor secara berkesinambungan dalam kurun waktu selama satu tahun tanpa dipungut biaya. Adapun tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas pelaku usaha berorientasi ekspor hingga dapat mencetak eksportir baru yang berkualitas #LokalyangMendunia.

“Pada 2021, LPEI sudah memberikan pelatihan di beberapa kota, antara lain Medan, Surakarta, Denpasar, Kendal, Demak, Manado dan Bandung dengan mayoritas pelaku usaha di sektor makanan dan minuman, craft, furniture, rempah dan komoditi kopi," ucapnya.

Gerald menyebut strategi LPEI untuk membantu para pelaku UKM agar naik kelas pada 2022, salah satunya mengedepankan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas. Adapun program ini dirancang sebagai solusi bagi para pelaku usaha dan dilaksanakan secara terintegrasi seperti Desa Devisa yang merupakan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa, dan marketing hand holding yang merupakan program memasarkan produk yang dihasilkan UKM secara digital melalui marketplace global.

“LPEI akan selalu bersinergi dan berkolaborasi antar lembaga maupun pemerintah pusat dan daerah untuk membangun ekosistem ekspor yang terintegrasi guna meningkatkan kapabilitas pelaku usaha dan produk Indonesia berdaya saing tinggi di pasar global,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement