REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan, kenaikan harga pangan pokok yang terjadi akhir tahun ini akan segera terkendali pada awal tahun depan. Upaya operasi pasar terus diupayakan untuk bisa menyiapkan harga pangan dengan biaya terjangkau.
Komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi di antaranya cabai rawit, telur ayam ras dan minyak goreng. Airlangga mengatakan, dibalik kenaikan harga tersebut, para petani dan peternak juga mendapatkan manfaatkan karena bisa meningkatkan kesejahteraan.
Airlangga menuturkan, beberapa waktu lalu petani baik cabai maupun sawit sempat mengalami kejatuhan harga. Adapun peternak ayam petelur juga sempat mengalami tekanan kuat karena jatuhnya harga telur disaat biaya produksi meningkat.
"Harga-harga ini diperkirakan memberikan kontribusi kesejahteraan kepada petani dan akan relatif terkendali pasca tahun baru," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (30/12).
Ia menjelaskan, harga cabai rawit saat ini memang naik hingga tiga kali lipat dari harga normal. Diketahui, rata-rata harga yang diterima konsumen tembus hingga Rp 100 ribu per kilogram (kg). Namun, ia mengatakan seluruh kebutuhan masih dapat dipenuhi dari produksi lokal.
Adapun untuk telur ayam ras yang saat ini mencapai lebih dari Rp 30 ribu per kilogram, pemerintah telah melakukan operasi pasar telur dengan harga Rp 25 ribu melalui PT Berdikari (Persero). "Kemarin, peternak itu tertekan karena harga jagung pakan yang juga naik. Tapi harga sudah membaik, karena Kemensos ikut menyerap telur dan ayam untuk bantuan sosial ke masyarakat," ujar dia.
Sementara untuk komoditas minyak goreng, Airlangga mengatakan operasi pasar lewat penyediaan 11 juta liter minyak goreng seharga Rp 14 ribu per liter masih terus berjalan. Adapun distribusinya dilakukan melalui toko ritel modern.