REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian telah mencapai Rp 85 triliun. Capaian tersebut, sekitar 121,5 persen dari target tahun ini Rp 70 triliun.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Ali Jamil, mengatakan, pemanfaatan KUR paling tinggi oleh sub sektor perkebunan Kemudian diikuti oleh tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan.
"Penggunaan KUR adalah solusi agar petani tidak masuk ke rentenir, tidak terjebak sistem ijon," kata Ali dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/12).
Ali mengatakan, fasilitas pembiayaan melalui KUR tanpa agunan. Petani saat ini bahkan dapat mengajukan kredit hingga Rp 50 juta bahkan Rp 100 juta.
Menurut Ali, tingginya penggunaan KUR saat ini salah satunya dipicu oleh pemanfaatan KUR untuk pengadaan alat dan mesin pertanian. Di mana, Kementan telah memfasilitasi agar penggunaan KUR perbankan dapat dipakai untuk membeli alsintan.
"Tahun depan, kita akan gencarkan lagi karena kita akan membuat program Taksi Alsintan," kata dia.
Dia menjelaskan, Taksi Alsintan adalah program pengadaan alat dan mesin pertanian oleh pelaku usaha di sektor pertanian.
Pelaku usaha tersebut dapat menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengadaan alsintan sekaligus untuk fasilitas perawatannya. Adapun alsintan tersebut disiapkan untuk dapat disewa oleh para petani.
"Jadi ibaratnya alsintan itu ditaksikan, disewakan kepada petani. Nanti petani misal mau mengolah lahan, tinggal pesan ke yang menyewakan itu. Tahun 2022 kita akan bergerak cepat untuk ini," kata Ali dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementan, Senin (27/12).
Ali mengatakan, Bank Mandiri, BNI, dan BRI sudah menyatakan komitmen secara tertulis untuk dapat mendukung pembiayaan alsintan tersebut.
Adapun kategori alsintan yang dapat dibiayai dalam program ini harus satu paket yang terdiri dari traktor roda dua atau roda empat, pompa, combine harvester, serta penunjang mekanisasi dalam kegiatan pertanian. Total nilai alsintan ditaksir mencapai Rp 1,8 miliar.
"Taksi alsintan ini bisa untuk menjangkau area persawahan seluas 150 hektare. Ini adalah pembiayaan yang unik karena tidak pakai APBN melainkan pembiayaan dari perbankan," kata Ali.