REPUBLIKA.CO.ID, FRANKURT -- Tiga maskapai besar melaporkan pembatalan lusinan penerbangan di saat tingginya permintaan penerbangan karena kekurangan awak pesawat. Kondisi itu disebabkan akibat varian Covid-19 Omicron yang mulai merebak.
Seperti dilansir dari AP, Sabtu (25/12), Maskapai Lufthansa yang berbasis di Jerman mengatakan pada Jumat (24/12), mereka membatalkan selusin penerbangan jarak jauh transatlantik selama periode liburan Natal karena kenaikan besar-besaran dalam cuti sakit di antara pilot.
Pembatalan penerbangan ke Houston, Boston, dan Washington terjadi meskipun telah disiapkan staf tambahan untuk periode tersebut.
Lufthansa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka merencanakan penyangga yang sangat besar untuk masa liburan. "Tapi ini tidak cukup karena tingginya angka orang yang sakit,” kata manajemen Lutfhansa, dseperti dikutip dari AP.
Sementara itu, di AS, Delta Air Lines dan United Airlines mengatakan mereka harus membatalkan lusinan penerbangan Malam Natal karena kekurangan staf terkait dengan omicron. "Lonjakan nasional kasus omicron pekan ini berdampak langsung pada awak penerbangan kami dan orang-orang yang menjalankan operasi kami. Akibatnya, kami harus membatalkan beberapa penerbangan dan memberi tahu pelanggan yang terkena dampak sebelum mereka datang ke bandara," kata United dalam sebuah pernyataan kepada beberapa outlet berita.
Maskapai itu mengatakan telah membatalkan lebih dari 100 penerbangan dan berupaya memesan ulang sebanyak mungkin orang.
Delta mengatakan pihaknya membatalkan sekitar 90 penerbangan Jumat (24/12) karena kemungkinan cuaca buruk dan dampak omicron setelah menghabiskan semua opsi dan sumber daya, termasuk perubahan rute dan penggantian pesawat dan awak untuk mencakup penerbangan terjadwal.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan ke beberapa outlet bahwa mereka berusaha untuk membawa penumpang ke tujuan mereka dengan cepat.
Pembatalan terjadi ketika kasus virus corona yang didorong oleh varian baru semakin menekan staf di rumah sakit, departemen kepolisian, supermarket, dan operasi penting lainnya yang berjuang untuk mempertahankan kontingen penuh pekerja garis depan.
Negara-negara termasuk Spanyol dan Inggris telah mengurangi masa karantina Covid-19 untuk mengurangi kekurangan staf dengan membiarkan orang kembali bekerja lebih cepat setelah dinyatakan positif atau terpapar virus.
CEO Delta Ed Bastian termasuk di antara mereka yang telah meminta pemerintahan Biden untuk mengambil langkah serupa atau mengambil risiko gangguan lebih lanjut dalam perjalanan udara.