Jumat 24 Dec 2021 09:12 WIB

Gandeng WWF, Pemerintah Luncurkan Aplikasi Panduan Konsumen Seafood

Panduan ini untuk memudahkan konsumen memilih produk seafood ramah lingkungan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Sajian Seafood. Pemeirntah bekerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia meluncurkan Panduan Konsumen Seafood versi 3.0 pada aplikasi Seafood Advisor.
Foto: Dok Hotel Millenium
Sajian Seafood. Pemeirntah bekerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia meluncurkan Panduan Konsumen Seafood versi 3.0 pada aplikasi Seafood Advisor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia menggelar diskusi bersama ritel, hotel, dan restoran sebagai bagian dari kampanye produk perikanan. Kemudian diluncurkan pula Panduan Konsumen Seafood versi 3.0 pada aplikasi Seafood Advisor.

Diskusi bertema Dukung Produk Seafood Ramah Lingkungan di Pasar Domestik ini bertujuan meningkatkan pemahaman pelaku usaha ritel, hotel, restoran maupun konsumen seafood terkait pentingnya memilih produk seafood yang ramah lingkungan. Hal ini dalam mendukung kelestarian sumber daya ikan.

Baca Juga

Aplikasi Seafood Advisor diciptakan guna memudahkan konsumen dalam memilih produk seafood yang ramah lingkungan. Acuan warna merah, kuning, dan hijau memberikan petunjuk bagi konsumen dalam pemilihan produk seafood yang dapat dikonsumsi. 

Warna merah menandakan produk seafood perlu dihindari. Lalu warna kuning menunjukan, produk perlu dipertimbangkan untuk dibeli, sedangkan warna hijau menjadi opsi terbaik bagi konsumen.

Data penilaian Seafood Advisor disusun dengan mempertimbangkan dampak ekosistem yang dapat terjadi pada proses penangkapan maupun budidaya perikanan. Lewat acuan yang terdapat dalam aplikasi Seafood Advisor, para penikmat hidangan seafood dapat berkontribusi mendukung kegiatan perikanan berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan hingga nelayan kecil.

Dirjen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Artati Widiarti melalui Erwin Dwiyana menyampaikan mengenai prinsip Blue Economy yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian sumber daya perikanan. “Produk perikanan berkelanjutan memiliki potensi pasar yang cukup tinggi, mengingat hal ini sejalan dengan kebijakan KKP dalam pengelolaan sumber daya perikanan,” jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat (24/12).

Direktur Operasional Yayasan WWF Indonesia Lukas Adhyakso Laksono dalam sambutannya turut menyatakan dukungan dan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan kepada Yayasan WWF Indonesia dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam mewujudkan perikanan berkelanjutan di Indonesia. “Dalam upaya mendukung upaya pemerintah, Yayasan WWF Indonesia memberikan perhatian khusus kepada seluruh elemen yang memiliki peran untuk mewujudkan perikanan berkelanjutan," tuturnya.

Selain mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, para pelaku usaha juga harus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketersediaan produk seafood berkelanjutan. "Tujuannya agar konsumen memiliki pilihan dan beralih mengonsumsi produk seafood berkelanjutan,” kata dia.

Perlu diketahui, aktivitas perikanan di laut termasuk salah satu yang memiliki peran penting dalam ketahanan pangan nasional, namun diperlukan pengelolaan berkelanjutan agar sumber daya ikan dapat tetap lestari. Secara kolektif, industri penjualan seperti ritel, hotel dan restoran sebagai ujung rantai bagian hilir dari produk seafood memiliki peran penting untuk meningkatkan kesadaran konsumen, konsumen pun dituntut mengetahui sumber ikan yang mereka beli.

Erwin mengungkapkan, secara keseluruhan, masyarakat Indonesia memiliki tingkat konsumsi ikan yang cukup tinggi. Untuk menjaga keseimbangan antara tingginya permintaan pasar akan produk perikanan dengan kelangsungan ketersediaan stok ikan di alam, diperlukan beberapa strategi seperti pengelolaan perikanan yang dilaksanakan KKP dengan prinsip Blue Economy melalui kebijakan penangkapan terukur, pengembangan perikanan budidaya berbasis riset, serta pengembangan kampung perikanan budidaya yang berbasis kearifan lokal.

"Kampanye seafood berkelanjutan ini  memiliki peluang yang sangat besar untuk bersinergi dengan program Gemarikan dari KKP yang menitikberatkan pada peningkatan konsumsi ikan dan ketahanan pangan nasional. Dengan adanya kampanye seafood berkelanjutan ini, kita juga diingatkan kembali mengenai pentingnya memberikan perhatian pada segmen lingkungan dari kegiatan perikanan,” tuturnya.

Kemudian dalam mendukung ketersediaan produk seafood ramah lingkungan di pasar lokal, Yayasan WWF Indonesia melalui inisiasi Seafood Savers memiliki Program Perbaikan Sumber Seafood yang Bertanggungjawab (Responsible Seafood Sourcing Improvement Program/RSSIP).

RSSIP ditargetkan  membantu perusahaan buyer seperti ritel, hotel, restoran dengan fokus perbaikan di 4 prinsip yaitu, sumber pemasok seafood yang bertanggung jawab, pemisahan produk seafood sesuai praktiknya, kebijakan dan manajemen sumber daya, serta ketertelusuran dan transparansi sumber seafood kepada konsumen. Sementara, baik buyer maupun konsumen juga dapat berkontribusi dengan mengikuti panduan yang terdapat dalam aplikasi Seafood Advisor.

Kepala Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia Imam Musthofa mengatakan, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh pihak. Mulai dari nelayan, pengusaha ritel, hingga konsumen yang memiliki peran krusial dalam mewujudkan ketersediaan produk seafood ramah lingkungan di pasar domestik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement