Kamis 23 Dec 2021 08:40 WIB

Ekonomi AS Tumbuh, Wall Street Ditutup Naik

Departemen Perdagangan mengumumkan ekonomi AS tumbuh 2,3 persen pada kuartal III 2021

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Trader Ashley Lara bekerja di lantai New York Stock Exchange, Rabu, 22 September 2021. Saham naik secara luas di Wall Street Rabu menjelang pembaruan dari Federal Reserve tentang bagaimana dan kapan mungkin mulai mengurangi langkah-langkah dukungan luar biasa untuk ekonomi.
Foto: AP/Richard Drew
Trader Ashley Lara bekerja di lantai New York Stock Exchange, Rabu, 22 September 2021. Saham naik secara luas di Wall Street Rabu menjelang pembaruan dari Federal Reserve tentang bagaimana dan kapan mungkin mulai mengurangi langkah-langkah dukungan luar biasa untuk ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (22/12) waktu setempat. Nasdaq memimpin kenaikan sebesar 1,2 persen diikuti S&P 500 yang meningkat 1,02 persen dan DJIA naik 0,9 persen. 

Pergerakan Wall Street pun diperkirakan masih akan dijalur positif. "Wall Street memiliki kekuatan sejak kemarin hingga hari ini, sehingga pasar umumnya positif minggu ini setelah cukup banyak tekanan minggu lalu," kata kepala strategi ekuitas di Bank Wealth Management AS, Terry Sandven, dikutip AP, Kamis (23/12). 

Baca Juga

Lonjakan terbaru kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian omicron telah menimbulkan kekhawatiran di pasar. Kekhawatiran terhadap varian omicron ini meningkat bersamaan dengan kekhawatiran tentang kenaikan inflasi dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, sejumlah data ekonomi AS yang membaik mampu meningkatkan kepercayaan investor. Pada Rabu, Departemen Perdagangan mengumumkan ekonomi AS tumbuh pada tingkat 2,3 persen pada kuartal ketiga, sedikit lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya. 

Namun, analis memperingatkan pelaku pasar masih harus tetap mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19. Pasalnya laju pertumbuhan ekonomi berpotensi tertahan jika penyebaran meluas. Volatilitas pasar diperkirakan juga akan meningkat. 

"Pasar sedikit tidak pasti dengan adanya varian omicron, tetapi pasar terlihat lebih yakin bahwa tidak akan berubah menjadi penguncian lain," kata ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute, Scott Wren. 

Pemerintah di Asia dan Eropa telah memperketat kontrol perjalanan atau menunda rencana untuk melonggarkan pembatasan yang sudah ada. Di AS, Presiden Joe Biden pada Selasa mengumumkan bahwa pemerintah akan menyediakan alat tes cepat dan meningkatkan upaya vaksinasi.

Bank sentral AS, Federal Reserve, mengatakan akan mempercepat proses pemotongan pembelian obligasi yang telah membantu mempertahankan suku bunga rendah. Pengurangan stimulus ini berpotensi membuka pintu untuk kenaikan suku bunga dari bank sentral pada tahun 2022.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement