REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah memproyeksikan kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di eks Karesidenan Surakarta atau Solo Raya mencapai enam persen pada periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) dibandingkan rata-rata konsumsi Oktober 2021.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, menyebutkan, prediksi kenaikan BBM jenis gasoline yang mencakup Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite dan Premium di Solo Raya mencapai enam persen. Kenaikan konsumsi diperkirakan menjadi 2.701 kiloliter per hari dari konsumsi masa normal sebanyak 2.541 kiloliter per hari.
Kemudian, konsumsi produk gasoil yang mencakup Pertamina Dex, Dexlite dan Bio Solar diproyeksikan turun sebesar 1 persen dari 1.134 kiloliter per hari menjadi 1.121 kiloliter per hari.
Selanjutnya, konsumsi gas LPG diperkirakan naik tiga persen dari sebelumnya 814 metrik ton per hari menjadi 839 metrik ton per hari. Sedangkan konsumsi avtur di Bandara Adi Soemarmo diperkirakan meningkat 7 persen dari biasanya 55 kiloliter per hari menjadi 59 kiloliter per hari.
Secara keseluruhan, proyeksi peningkatan konsumsi energi masyarakat selama masa libur Nataru di Jawa Tengah dan DIY diperkirakan ada peningkatan kebutuhan sekitar 10 persen untuk gasoline (bensin), minus dua persen untuk gasoil (diesel), kenaikan enam persen untuk LPG, dan kenaikan 29 persen untuk avtur.
"Yang jelas penyaluran BBM saat Nataru dan Idulfitri itu memang jalur utara Pantura dan jalur selatan ada peningkatan, termasuk jalur tengah, terlebih lagi jalur tol. Titik-titik yang kami waspadai di tempat wisata, termasuk daerah-daerah yang berpotensi ada kegiatan saat Natal dan Tahun Baru. Yang pasti Pertamina menyediakan stok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," jelas Brasto saat jumpa pers secara virtual, Rabu (15/12) sore.
Brasto menyatakan, produk BBM yang diprediksi konsumsinya meningkat paling banyak saat Nataru nanti yakni jenis Pertamax yang diperkirakan naik 11 persen di wilayah Jateng dan DIY. Hal itu menunjukkan konsumen mulai sadar jenis BBM berkualitas. Prediksi kenaikan itu didasarkan pada tren tahun-tahun sebelumnya.
"Stok BBM secara umum ketahanan stok BBM kami selama 12 hari. Itu cukup untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Tengah dan DIY," imbuhnya.
Terkait proyeksi kenaikan konsumsi avtur di Bandara Adi Soemarmo sebesar 7 persen, angkanya jauh di bawah proyeksi kenaikan konsumsi avtur di Bandara YIA Yogyakarta yang mencapai 29 persen. Sedangkan konsumsi avtur di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta diperkirakan hanya naik lima persen.
Brasto menjelaskan, proyeksi tersebut berdasarkan tren periode Nataru tahun-tahun sebelumnya. "Yogyakarta merupakan destinasi wisata. Tahun-tahun sebelumnya kecenderungan Yogyakarta tinggi untuk avtur karena penerbangan banyak ke arah Jogja dan keluar dari Jogja dibandingkan daerah-daerah lain," terangnya.
Brasto memastikan stok BBM, LPG dan avtur dalam kondisi sangat aman untuk periode Nataru nanti. Pertamina terus memantau proses distribusi melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC) dan dashboard digitalisasi SPBU. Selain itu, Pertamina juga kembali mengaktifkan satuan tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Ntaaru) untuk memastikan seluruh kebutuhan energi masyarakat terpenuhi dengan baik.
"Yang pasti ketahanan stok di Jawa Bagian Tengah bagus dan bisa memnuhi pasokan BBM, LPG dan avtur saat Nataru. Harapannya konsumen atau masyarakat tidak perlu khawatir," ujarnya.
Sebagai antisipasi terhadap proyeksi tersebut, Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga telah melakukan beberapa upaya. Terutama menyiapkan seluruh sarana dan fasilitas yang ada di wilayah operasi Jawa Tengah dan DIY, di antaranya 7 terminal BBM, 4 terminal LPG, 5 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), 978 SPBU, lebih dari 774 Pertashop, 116 Stasiun Pengisian dan Pengkutan Bulk Elpiji (SPPBE), 758 agen LPG, dan lebih dari 60 ribu outlet LPG.
Selain itu, menyiapkan layanan dan fasilitas yang selama ini sudah ada dan tambahan semasa Satgas Naru, yaitu 239 SPBU Siaga di jalur lintas, daerah wisata, daerah konsentrasi natal dan tahun baru, 7 SPBU Siaga di jalur tol, 86 Motoris atau armada Pertamina Delivery Service (PDS), 55 titik kantong BBM SPBU, 8 unit Pertashop atau SPBU modular di jalur Tol Trans Jawa, serta lebih dari 2.000 agen dan pangkalan LPG Siaga. Di samping itu, layanan di 5 DPPU juga akan terus disiagakan untuk memenuhi kebutuhan Avtur bagi seluruh maskapai penerbangan.