REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan PT Bank Negara Indonesia (Persero) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) melakukan penambahan modal melalui skema rights issue pada tahun depan.
Direktur Finance, Planning, & Treasury BTN Nofry Rony Poetra mengatakan setiap tahun perseroan aktif menghimpun dana dari pasar modal. Namun, kondisi likuiditas yang cukup positif membuat opsi digeser ke tahun depan.
“Kami akan melanjutkan proses sekuritisasi pada kuartal pertama pada 2022. Kami akan menyasar tidak hanya nasabah institusional, tapi juga nasabah ritel yang mulai berinvestasi EBA ritel,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/12).
Nofry melanjutkan perseroan juga akan menyasar nasabah ritel pada 2022. Adapun langkah tersebut dilakukan karena perseroan melihat potensi besar pada nasabah ritel yang mulai melirik instrumen investasi selain saham.
“Strategi tersebut akan digelar untuk menopang target bisnis perseroan pada 2022, terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan hunian di Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan penambahan modal merupakan bagian dari meningkatkan permodalan BUMN tanpa penyertaan modal dari negara (PMN).
“Ini halnya kenapa kami coba rights issue agar ada permodalan lebih baik BTN, fokus pelayanan pembiayaan kepemilikan rumah untuk masyarakat Indonesia dan melakukan rights issue untuk memperkuat modal,” ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR.
Beralih ke BNI, Erick menyatakan bahwa rights issue akan menjadi bagian dari upaya memperkuat permodalan guna mendorong aktivitas ekspor Indonesia. Dia menyampaikan saat ini rantai pasok dunia terganggu, kontainer kesulitan, dan beberapa negara melaporkan kekurangan urea untuk industrinya.
Maka itu, lanjutnya, dengan memperkuat permodalan BNI, yang merupakan bank internasional, hal itu diharapkan mampu mengoptimalkan kinerja ekspor dan diaspora di luar negeri.
Pada awal November 2021, BNI memfasilitasi debitur usaha mikro kecil menengah atau UMKM nasional untuk menembus pasar global. Salah satunya mendorong UMKM lokal masuk ke Al Jaber Gallery di Mall of Dubai. Sebagai pilot project, perseroan mensponsori 10 pelaku UMKM yang mencakup hingga 30 produk, antara lain sepatu, keramik, fabrik, perhiasan, porselen, tas, dan pajangan rumah untuk dapat dipasarkan di outlet Al Jaber Gallery Dubai Mall.
Direktur Utama Bank BNI Royke Tumilaar menuturkan UMKM merupakan segmen strategis yang perlu didorong pemulihan kinerjanya tahun ini. Maka itu, BNI terus mencari potensi pertumbuhan bagi debitur UMKM untuk menembus pasar global, seperti di Timur Tengah.
“Perseroan baru saja merampungkan kerja sama dengan Al Jaber Gallery di Dubai Mall. Maka demikian, langkah ini diharapkan mampu memperbesar cakupan pasar pelaku UMKM ke depannya,” ucapnya.