Kamis 02 Dec 2021 22:29 WIB

Asosiasi Developer Syariah Target Bangun Sejuta Unit

Sejak 2013, ADPS menyerap 5.000 tenaga kerja dan 16 ribu pekera lepas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi perumahan. Asosiasi Developer Property Syariah menargetkan pembangunan sejuta unit hunian hingga 2025.
Foto: Antara
Ilustrasi perumahan. Asosiasi Developer Property Syariah menargetkan pembangunan sejuta unit hunian hingga 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Asosiasi Developer Property Syariah (ADPS) berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat terkait konsep syariah dalam bisnis properti. Ketua ADPS Arief Sungkar menjelaskan, ADPS merupakan developer yang menyediakan rumah dengan konsep pembiayaan syariah tanpa melibatkan pihak ketiga. 

"Jadi ketika ada jual beli, langsung antara penjual dan pembeli. Sehingga konsumen langsung beli atau mengangsur ke developer. Konsep properti syariah yang kami bangun untuk memberikan solusi masyarakat bisa membeli rumah tanpa riba," kata Arief di sela Silaturahim Kerja Nasional VI DPS di Batu, Jawa Timur, Kamis (2/12).

Baca Juga

Arief menjelaskan Silaknas VI DPS yang digelar juga dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi para anggotanya agar naik kelas dalam mengelola bisnis properti dengan skema penjualan tanpa riba. Pihaknya juga melakukan program konversi bantuan kepada developer yang terkena dampak pandemi Covid-19, shingga pembangunan tetap bisa dilakukan meskipun tanpa pendanaan dari bank.

"Kami juga menciptakan jutaan lapangan pekerja hampir 5.000 orang dan 16 ribu pekerja lepas yang telah ikut dalam putaran bisnis untuk proyek properti syariah kami sejak 2013," ujar Arief.

Harapannya hingga 2025 ADPS mampu membangun 1 juta unit rumah dan melibatkan pekerja langsung hingga 100 ribu orang.

"Tren pembelian selama pandemi bisnis properti pertumbuhannya minus dua persen pada 2020, dan tumbuh pada 2021 tetapi hanya satu digit. Sebaliknya, properti syariah selama pandemi proyek kami malah tumbuh 40 persen pada 2020 dan tumbuh 50 persen pada 2021," kata dia.

Menurutnya, peningkatan tersebut tak lepas dari kecenderungan minat masyarakat pada produk halal dan syariah yang semakin besar. Sehingga properti syariah mengalami pertumbuhan eksponensial, hampir dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Arief menambahkan, properti syariah tergolong baru. Tak heran jika masyarakat masih merasa aneh melihat pengembang bisa membangun properti tanpa menggunakan pendanaan dari bank. "Faktanya kami sudah berjalan sembilan tahun. Sudah banyak rumah yang kami bangun. Ini riil yang kami lakukan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement