Rabu 01 Dec 2021 14:44 WIB

Harga Gabah dan Beras Naik Selama November 2021

Harga beras di tingkat grosir naik 0,7 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menata bantuan beras PPKM yang sudah diproses melalui mesin Rice To Rice di salah satu Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (13/8). Mesin Rice To Rice (RTR) yang memiliki kapasitas 6-7 ton perjam ini berfungsi untuk menjamin mutu dan kualitas beras yang disalurkan baik. Prayogi/Republika.
Foto:

“Untuk itu, Kementerian Perdagangan akan selalu berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan dengan perberasan dalam menjamin ketersedian dan stabilisasi harga,” katanya.

Terkait stok pangan, Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menginginkan Perum Bulog meningkatkan sinergi dengan Badan Pangan Nasional dalam rangka memperkuat stok penyangga. Tak hanya beras, Bulog juga diminta memperkuat stok pangan lain yang dibutuhkan warga.

"Bulog memang dibentuk menjadi stok penyangga atau buffer stock nasional untuk bahan pangan pokok. Bukan hanya beras, tetapi yang lain-lainnya pun bisa," kata Herman Khaeron dalam rilis di Jakarta, belum lama ini.

Menurut politisi Partai Demokrat ini, semestinya Badan Pangan Nasional yang merupakan amanat UU Pangan dapat menjadi representasi Bulog. Ia mengutarakan harapannya agar Perum Bulog maupun Badan Pangan Nasional dapat betul-betul bersinergi.

"Dalam pemikiran kami, badan pangan nasional itu sebagai regulatornya dan Bulog sebagai operatornya," katanya.

Ia juga mengemukakan agar kontribusi Bulog sebagai stabilisator harga berbagai komoditas pokok dan pangan sangat strategis sehingga perannya perlu diperkuat. Herman mengingatkan bahwa dahulu peran Bulog sangat kuat karena mengurusi bahan pangan pokok, khususnya sembako. Namun pada era reformasi, peran Bulog dibatasi hanya untuk komoditas beras dan gula pasir.

"Melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 (tentang Pangan) kami kuatkan lagi. Karena peran Bulog sebagai stabilisator harga di tingkat konsumen dan di tingkat produsen sebagai buffer stock nasional yang menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga di seluruh Indonesia," jelasnya.

Untuk itu, ujar dia, keberadaan Bulog harus ditopang melalui anggaran belanja negara, status dan fungsi Bulog sebagai buffer stock nasional semestinya dikembalikan. Kemudian, lanjutnya, Bulog juga harus memiliki outlet (gerai) untuk penyaluran beras petani. Hal ini, menurut Herman, perlu dilakukan agar peran Bulog dapat efektif dalam menjaga ketersediaan serta stabilitas harga pangan pokok dan pangan strategis nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement