REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan enam koridor Teman Bus melalui skema Buy The Service (BTS) di Kota Surabaya. Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Suharto mengatakan, koridor BTS Teman Bus tersebut dapat dilayani 104 bus.
“Kehadiran transportasi umum saat ini, menghasilkan efisiensi pergerakan lalu lintas yang ada di jalan raya di kota-kota besar saat ini, termasuk Surabaya,” kata Suharto dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (24/11).
BTS Teman Bus yang akan hadir di Surabaya berjenis bus besar low deck 12 meter. Jam operasional mulai dari pukul 05.00 WIB hingga 22.00 WIB. Keenam koridor yang akan melayani masyarakat Surabaya dan sekitarnya dalam layanan Teman Bus yaitu Terminal Purabaya-Tanjung Perak via Raya Darmo, Raya Lidah Wetan-Karang Menjangan-ITS, Terminal Purabaya-Kenjeran via MERR, GBT-UNESA-Mastrip, Terminal Benowo-Tunjungan, dan Terminal Purabaya-Unair Kampus C.
Suharto menilai, peran transportasi dalam melayani kebutuhan masyarakat perkotaan dirasa sangat penting. “Oleh karena itu, Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia merupakan target yang tepat untuk menerima layanan BTS Teman Bus,” jelas Suharto.
Dia menambahkan, saat ini sejumlah kota sudah mulai menjalankan program Buy The Service Teman Bus. Kota-kota tersebut yakni Medan, Denpasar, Palembang, Solo, Yogyakarta, dan Makassar.
Suharto memastikan akan dipersiapkan juga beberapa fasilitas jalur khusus bus di beberapa kota dengan headway sekitar 10-15 menit. Load factor juga akan sesuai harapan, pengemudi pun dipastikan akan menjalankan tugasnya sesuai ketentuan kecepatan yang ditentukan yaitu 40 km per jam.
“Selain itu, standar kendaraan juga dipastikan selalu dalam kondisi prima. Secara umum kami juga memiliki standar pelayanan minimal untuk operator yang menjalani program ini,” ungkap Suharto.
Untuk dapat memberikan kepastian dan kenyamanan bagi masyarakat, Suharto mengatakan, Teman Bus juga sudah memberikan layanan sistem informasi melalui aplikasi untuk memastikan posisi bus waktu tunggu. Selain itu juga direncanakan adanya pengembangan sistem pembayaran bus dengan sistem cashless dengan pilihan pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis kartu chip maupun server based.
“Meski saat ini masih gratis, dalam waktu yang tidak terlalu lama kami akan menerapkan tarif yang wajar dan mudah dijangkau semua kalangan mulai dari pelajar hingga masyarakat umum,” tutur Suharto.