Kamis 25 Nov 2021 04:24 WIB

Pengembang Optimistis 2022 Bisnis Hunian Makin Bergairah

Pemerintah diharapkan dapat memperpanjang insentif PPN DTP hingga akhir 2022

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
.Kebutuhan rumah tapak di saat pandemi yang belum usai saat ini meningkat signifikan. Meningkatnya kebutuhan rumah tapak tidak terlepas dari rangkaian stimulus yang diberikan pemerintah guna merangsang minat beli masyarakat yang lesu akibat pandemi Covid-19. Tampak maket perumahan di Cendana Parc Lippo Karawaci, Tangerang.
Foto: istimewa
.Kebutuhan rumah tapak di saat pandemi yang belum usai saat ini meningkat signifikan. Meningkatnya kebutuhan rumah tapak tidak terlepas dari rangkaian stimulus yang diberikan pemerintah guna merangsang minat beli masyarakat yang lesu akibat pandemi Covid-19. Tampak maket perumahan di Cendana Parc Lippo Karawaci, Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Penjualan rumah diperkirakan akan meningkat pada tahun depan. Hal ini sejalan perpanjangan insentif pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah (DTP).

Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida mengatakan adanya insentif pajak total penjualan properti mencapai Rp 200 triliun pada kuartal II 2021. "REI menargetkan penjualan properti mencapai Rp 500 triliun hingga akhir 2021 seiring kebijakan PPN DTP, jika tidak ada gelombang ketiga kasus penularan Covid-19," ujar Paulus, Rabu (24/11).

Baca Juga

Dia berharap, pemerintah dapat memperpanjang insentif PPN DTP hingga akhir 2022. Adapun perpanjangan kebijakan PPN tersebut telah bermanfaat untuk mendorong penjualan properti di Indonesia.  Antusiasme masyarakat yang memanfaatkan insentif PPN untuk membeli rumah tapak disebut sangat besar. "Saya berharap ada perpanjangan insentif PPN DTP hingga akhir 2022, karena ini memang sangat membantu sektor properti," ucapnya.

Paulus melanjutkan pertumbuhan sektor properti bisa didorong oleh kaum milenial. Adapun potensi milenial untuk membeli rumah juga semakin tinggi dengan banyaknya penawaran dan kemudahan membeli rumah."Jadi, mestinya generasi milenial mampu mencicil rumah Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per bulan,” ucapnya.

Indonesia Property Watch (IPW) merilis laporan Tren Penjualan Perumahan Kuartal III/2021 di wilayah Jabodetabek-Banten mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 53,5 persen dibanding kuartal sebelumnya (QtoQ). CEO IPW Ali Tranghanda menyatakan hingga kuartal III/2021 pasar perumahan terfokus pada segmen menengah-atas. Penjualan rumah tertinggi di segmen tersebut ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya dengan rata-rata sebesar 66,9 persen dari jumlah pasar. “Segmentasi pasar terus bergeser ke segmen menengah sampai atas. Peningkatan penjualan cukup tinggi di segmen Rp1 miliar ke atas,” ujarnya.

Minat masyarakat terhadap properti tidak pernah surut meski di masa pandemi. Di kuartal III/2021 pertumbuhan nilai penjualan properti mengalami peningkatan 53,5%. Rumah tapak masih mendominasi pilihan para end-user karena selain sebagai tempat tinggal dan tempat berbisnis, rumah tapak juga merupakan instrumen investasi. Menurut Bank Indonesia, Indeks Harga Properti Residensial dapat memberikan keuntungan 5% per tahun, lebih unggul dibandingkan bunga deposito yang rata-rata 3 persen per tahun. 

CEO PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) John Riady mengungkapkan rumah merupakan kebutuhan yang riil. Saat ini konsumen sudah memiliki purchase power maka terjadilah demand pasar lebih tinggi dibandingkan unit yang tersedia. Dengan pendapatan per kapita Indonesia sekitar USD3.900 dan suku bunga perbankan cenderung turun menjadikan affordability masyarakat meningkat.

“Kami sebagai pengembang harus inovatif untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang sangat besar. Dari 80 juta rumah tangga di Indonesia dalam 10 tahun ke depan akan naik 20% berarti akan tercipta pasar 16 juta rumah tangga. Katakanlah, sebanyak 50 persen merupakan pasar rumah bersubsidi, sisa 50 persen adalah segmen rumah menengah Rp1 miliar ke atas. LPKR saja baru dapat menyediakan sekitar 3.000-an unit rumah per tahun,” tuturnya. 

Menurut survey internal LPKR, kalangan milenial yang merupakan the real end user sangat tertarik untuk membeli rumah harga dibawah Rp 2 miliar. Bagi kalangan milenial, properti sudah seperti dunia fashion yang kini bukan selalu mengenai brand – mahal, namun juga keterjangkauan serta functionality terbaik. “Untuk itulah, maka kami membangun rumah dengan desain tropical modern yang memberi kesan hangat sesuai dengan karakteristik milenial yang sangat peduli dengan energy efficiency. Melihat pangsa pasar milenial yang sangat besar hingga 60 persen, kami sangat paham bahwa dalam 10-20 tahun ke depan, properti akan menjadi the best investment,” ujar John. 

LPKR telah membuktikan keberhasilan penjualan rumah yang terus meningkat dengan melakukan 8 kali peluncuran Cendana Series sepanjang tahun 2020–2021 yang selalu sold out dalam waktu rata-rata 3 jam. Pada awal Desember 2021 LPKR mempersiapkan penjualan rumah tapak segmen menengah atas mulai harga Rp 800 juta ‘Cendana Cove’. LPKR telah meningkatkan pra penjualan sembilan bulan pertama tahun 2021 menjadi Rp3,9 triliun dan telah mencapai 93 persen dari target di tahun 2021 sebesar Rp4,2 triliun. Dengan peluncuran Cendana Cove pada kuartal IV/2021, LPKR diprediksi akan berhasil bahkan melampaui target pra penjualan tahun 2021.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement