REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan petani dan pemilik komoditas semakin mendapatkan manfaat dari keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Fajar menyebut hal ini sejalan dengan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam bentuk kemitraan berbasis resi gudang yang diinisiasi KBI dan beberapa BUMN lain. Fajar mengatakan program ini berupa pembiayaan kepada petani dan pemilik komoditas dengan jaminan resi gudang.
"Program ini upaya BUMN dalam melakukan sinergi dengan sesama BUMN untuk pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya untuk pata petani dan pemilik komoditas," ujar Fajar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (23/11).
Dengan adanya program ini, ucap Fajar, petani dan pemilik komoditas yang memasukkan komoditasnya di sistem resi gudang dapat memperoleh pembiayaan untuk kegiatan usahanya. Fajar menjelaskan program pembiayaan untuk petani dan pemilik komoditas dengan berbasis resi gudang ini telah mulai dijalankan KBI sejak 2015.
"Sampai saat ini, beberapa BUMN telah mengikuti program ini, seperti PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Jakarta Industrian Estate Pulogadung (Persero), PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), PT Jaminan Kredit Indonesia, Perum Perumnas, dan PT Asuransi Jasa Indonesia," ucapnya.
Fajar mengatakan mekanisme program ini adalah petani dan pemilik komoditas terlebih dahulu memasukkan komoditas yang dimiliki ke sistem resi gudang. Selanjutnya dokumen resi gudang yang dimiliki menjadi jaminan untuk pembiayaan dari beberapa BUMN terlibat dalam program ini.
Fajar mengungkapkan total pembiayaan dari beberapa BUMN melalui program kemitraan ini mencapai Rp 15,7 miliar yang diberikan untuk 220 mitra sejak 2015 hingga 2021.
"Untuk 2021, sampai November pembiayaan yang diberikan mencapai Rp 3,5 miliar kepada 65 mitra," lanjut Fajar.
Kata Fajar, komoditas yang masuk dalam program ini meliputi gabah, beras, dan rumput laut. Fajar menambahkan pembiayaan dalam ekosistem resi gudang terbuka bagi siapa saja, baik dari sektor perbankan, lembaga keuangan nonbank, maupun korporasi lain, termasuk BUMN lain dengan program TJSL.
"Ke depan, kami yang juga berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang akan terus melakukan sosialisasi ke berbagai pihak, untuk dapat berperan dalam pembiayaan resi gudang. Beberapa BUMN telah menyampaikan minatnya untuk turut serta dalam program pembiayaan resi gudang ini," ungkap Fajar.
Fajar menyampaikan pembiayaan resi gudang mengalami peningkatan yang signifikan dalam dua tahun terakhir terdapat. Fajar menyebut total pembiayaan resi gudang hingga Oktober 2021 mencapai Rp 227,8 miliar atau meningkat dibanding total pembiayaan resi gudang pada 2020 yang sebesar Rp 93,6 miliar.
Menurut Fajar, pembiayaan dalam program kemitraan resi gudang ini merupakan salah satu program tanggung jawab sosial berbasis Creating Shared Value yang dijalankan KBI. "Sebagai pusat registrasi resi gudang, KBI tentunya memiliki peran untuk meningkatkan pemanfaatan resi gudang, sedangkan dari sisi petani dan pemilik komoditas, akan mendapatkan pembiayaan untuk kelangsungan usahanya," kata Fajar menambahkan.