REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog memastikan persediaan cadangan beras pemerintah (CBP) menjelang akhir tahun dipastikan aman kendati permintaan akan mengalami kenaikan. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini mencapai 1,3 juta ton.
Pihaknya sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran untuk menyiapkan stok beras dan kebutuhan pangan lainnya yang menjadi tanggung jawab Buloguntuk bisa selalu tersedia di masyarakat. “Masyarakat tidak perlu khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras dan pangan lainnya tersedia di masyarakat walau ada lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersedian pangan tersebut," katanya dalam keterangan resmi, Senin (22/11).
Bulog memastikan seluruh jaringan yang bekerjasama dengan perusahaan sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara online maupun offline, juga outlet-outlet milik Bulog seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada.
Sementara itu, anggota Komisi VI Herman Khaeron menegaskan keberadaan Bulog harus lebih diperkuat. Salah satunya melalui keberadaan anggaran belanja negara karena statusnya sebagai Perum dan tidak bisa dia dikomersialisasi. Kemudian, harus ditopang oleh APBN untuk operasionalnya. Lalu harus ada outletnya sebagai buffer stock nasional harus ada pengeluarannya.
“Nah ini yang harus dicermati dan harus menjadi dukungan di DPR Komisi VI dan di Komisi lainnya. DPR secara umum harus memberikan dukungan kepada Bulog agar statusnya kembali kepada status semula sebagai buffer stock nasional yang outletnya jelas. Sekali lagi, Bulog harus diperkuat,” tegas Herman.