Sabtu 20 Nov 2021 02:34 WIB

Prediksi Gempa dan Petir Jadi Dua Sistem Keamanan Baru KCJB

KCIC akan memasang sistem anti gempa tiap 25 km di sepanjang trase KCJB

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dirancang untuk mampu beroperasi hingga kecepatan 350 km per jam, diyakini memiliki tingkat keamanan yang tinggi, terutama dari ancaman angin kencang, hujan deras, gempa bumi, objek asing, sampai sambaran petir di lintasan KCJB. Tingginya tingkat keamanan KCJB ini didasari pada teknologi yang terpasang pada sistem proteksi ancaman KCJB.
Foto:

Untuk ancaman lainnya seperti terhentinya supply listrik untuk pengoperasian KCJB, Dwiyana menekankan kalau ancaman tersebut pun sudah diperhitungkan dengan menyediakan supply dari listrik cadangan di setiap rangkaian kereta yang mampu menyediakan listrik selama maksimum 120 menit sejak aliran listrik utama berhenti.

Dengan daya yang terdapat pada back up supply tersebut, Dwiyana mengatakan daya cadangan itu untuk keperluan telekomunikasi, lampu penerangan hingga ventilasi darurat dll masih dapat dioperasikan.

Terlebih, Dwiyana mengaku kalau supply listrik utama untuk keperluan KCJB juga berasal dari transmisi  150kV  Jawa dan Bali dan setiap gardu traksi mendapat listrik dari 2 sumber yang berbeda. Pihaknya tidak terlalu khawatir jika aliran listrik terhenti di salah satu transmisi tersebut. Bila satu gardu traksi mati total maka listrik aliran atas 25kV  masih dapat dicatu oleh gardu sebelahnya dan kereta masih dapat beroperasi.

Terakhir, Dwiyana meyakini kalau konstruksi KCJB juga sudah dirancang agar aman dari ancaman petir. Saat ini ada dua jenis LPS yang dipasang di trase KCJB, yaitu eksternal LPS dan internal EPS. 

Adapun metode yang diterapkan pada eksternal LPS adalah pemasangan air terminal yang berfungsi untuk menangkap petir dan down conductor grounding system yang mampu mengalirkan arus listrik dari sambaran petir dari atas konstruksi ke tanah dengan baik. Grounding sytem yang dibangun melalui IES seperti ini yang tidak ditemukan di perkeretaapian lainnya.

Sedangkan untuk internal LPS, ia menyebut kalau konstruksi KCJB sudah dilengkapi shielding untuk kebutuhan induksi listrik, arrester untuk konduksi, dan bonding untuk elevasi tegangan. Semua ancaman petir ini telah  mempertimbangkan masukan karakteristik petir iklim tropis dari ahli petir Indonesia sehingga desain perlindungan terhadap petir di KCJB jaub lebih baik.

Dwiyana pun menekankan kalau proyek KCJB ini merupakan suatu proyek kolaborasi dari berbagai keilmuan dan bangsa sehingga terciptalah hasil dengan kualitas terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara. 

 

“Dari KCJB ini kita bisa lihat kolaborasi antar bangsa dan keilmuan. Ada transfer knowledge dan teknologi dari negara yang sudah lebih dulu sukses dengan kereta cepat, ada transfer dari pakar-pakar terbaik tanah air di bidang konstruksi, electrical, ada BMKG, dan masih banyak lagi. Kami yakin kolaborasi ini sangat baik untuk kemajuan bangsa,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement