REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen mengambil peran dalam masa transisi pencapaian target Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi, yang ditargetkan sebesar 23 persen pada 2025.
Direktur Utama PGN Muhamad Haryo Yunianto mengatakan, dalam Rencana Panjang Jangka Menengah PGN berusaha menjadikan gas bumi sebagai energi bersih yang mengisi masa transisi ke EBT. "Pengembangan portofolio kami yang utama pada industri, PLN, pupuk, dan rumah tangga," kata Haryo dalam publik ekspos, Rabu (17/11).
Untuk meningkatkan penggunaan gas bumi pada masa transisi EBT, PGN telah melakukan kajian untuk mengembangkan peyaluran gas pada industri retail, konversi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara, fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dan sektor transportasi perairan.
"Kami pada 2022 melakukan piloting implementasi pola pengembangan yang disebutkan," tutur Haryo.
Dalam program konversi ke gas bumi, PGN pun telah bersinergi dengan Subholding Refining dan Petrochemical Pertamina. Dengan mengkonversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas pada kilang
"PGN yang selalu bersinergi dengan Subholding Pertamina yang lain, ini kekuatan potensi kita," ujarnya.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengungkapkan, saat ini kilang yang akan melakukan konversi BBM ke gas meliputi Kilang Balongan, Cilacap, Tuban, Balikpapan. Diperkirakan total konsumsi gas untuk kilang tersebut mencapai 350 BBTUD.
"Kami akan mempersiapkan konversi minyak ke gas di Kilang Pertamina, ini untuk mendukung efisiensi Pertamina, subtitusi minyak yang tadinya mahal ke gas yang lebih terjangkau," imbuhnya.