Kamis 11 Nov 2021 18:02 WIB

OJK Ungkap Sembilan Tantangan Transformasi Digital Perbankan

Pelayanan perbankan yang mudah dan cepat akan menjadi pilihan nasabah.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi uang elektronik, (ilustrasi). Di dalam cetak biru transformasi digital perbankan terdapat aspek yang perlu diperhatikan seksama dalam rangka transformasi digital perbankan.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi uang elektronik, (ilustrasi). Di dalam cetak biru transformasi digital perbankan terdapat aspek yang perlu diperhatikan seksama dalam rangka transformasi digital perbankan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sembilan tantangan yang dihadapi bank untuk melakukan transformasi digital. Senior Executive Analyst OJK Roberto Akyuwen menyatakan mulai dari risiko perlindungan dan pertukaran data pribadi, risiko strategis investasi bidang IT, hingga risiko serangan siber.

“Kemudian kesiapan organisasi, risiko kebocoran data nasabah, penyalahgunaan teknologi, risiko penggunaan pihak ketiga (outsourching), infrastruktur jaringan komunikasi, kemudian ada regulatory framework yang dalam beberapa konteks mungkin dianggap belum sepenuhnya kondusif,” ujarnya saat InfobankTalkNews Hyper Automation: Customer Expectation Outlook in Post Covid-19 Era, Rabu malam.

Baca Juga

Menurutnya di dalam cetak biru transformasi digital perbankan terdapat aspek yang perlu diperhatikan seksama dalam rangka transformasi digital perbankan. Mulai dari data, teknologi, manajemen risiko, dan tatanan institusi. Dari sisi pelayanan perbankan, automatisasi pada bisnis proses perbankan tampaknya bisa menjadi salah satu solusi untuk menjaga kepuasan nasabah.

Sementara itu, Vice President Business Solution Consulting Newgen Ritesh Varma menambahkan melalui teknologi hyper automation, perbankan bisa semakin terhubung dengan konsumennya. "Kepuasan yang timbul dari nasabah yang melakukan transaksi perbankan dengan hyper automation pada akhirnya akan menarik nasabah lainnya untuk merasakan pengalaman bertransaksi yang sama," ucapnya.

Dia mengungkapkan terdapat berbagai teknologi digital dibalik kenyamanan bertransaksi nasabah. Adapun kumpulan teknologi dalam satu platform tersebut merupakan kunci dari hyper automation perbankan.

Newgen menawarkan kemudahan dalam adaptasi layanan platform hyper automation sektor perbankan. Melalui layanan ini, perbankan bisa segera mulai untuk mendigitalisasi layanannya demi pengalaman bertransaksi nasabah yang lebih baik.

"Kami terus melakukan berbagai kerja sama dengan perbankan dalam hal hyper automation. Dengan bantuan dari Anabatic, kami mampu mengkostumisasi layanan kami untuk Indonesia," paparnya.

Director Anabatic Technologies Agus Muljady menambahkan pelayanan yang mudah dan cepat akan menjadi pilihan nasabah. Sejauh ini, jelas dia, para customer lebih memilih layanan yang simpeldan mudah.

Maka, banyak nasabah yang berharap, setiap layanan di perbankan dapat dilakukan melalui satu aplikasi saja, yaitu SuperApps yang terintegrasi dengan ekosistem digital favorit. Hal ini tak lain untuk memenuhi kebutuhan nasabah sehari-hari.

"Personalisasi layanan banking SuperApps diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda. Ke depan, persaingan perbankan di area digital bisa dilihat dari persaingan banking SuperApps, seperti produk-produk inovatif, terhubung dengan platform digital favorit, kemudahan melakukan transaksi, tampilan eye-catching, personalize feature, promo dan cashback, serta keamanan bertransaksi," katanya.

Namun, dari segi keamanan bank juga perlu diperhatikan. Secara operasionalnya, bagaimana bank bisa mengamankan datanya. Selain itu, cara pengaturan proses menjaga data agar tidak keluar (bocor) juga harus diperhatikan oleh perbankan.

“Bank yang sudah besar dan banyak integrasi antar sistem, memang harus ada dokumentasi yang menggambarkan integrasi antar sistem. Sehingga kita tahu bisnis prosesnya apa saja dan bagian mana yang bisa di otomasi," ucap dia.

David Formula, Director of Information Technology Maybank Indonesia menyatakan pengembangan layanannya agar menjadi semakin digital, cepat, dan aman, teknologi robotik dianggap menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Teknologi robotik yang terintegrasi ini akan diterapkan pada proses-proses bisnis yang terkait customer, sehingga terjadi automasi dalam proses bisnis yang pada akhirnya berimbas pada layanan perbankan yang semakin cepat. "Maybank kita mulai terapkan teknologi robotik, seperti API, Micro Services, Automation, Analytics, dan lainnya. Ini nantinya akan kita gabungkan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement