REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat likuiditas keuangan dana haji semakin meningkat akibat pelaksanaan ibadah haji yang tertunda. Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan kelebihan likuiditas ini harus diatasi dengan sangat hati-hati, mengingat sistem keuangan dunia juga diliputi ketidakstabilan.
"Maka dari itu, pengelolaan dana haji perlu terus ditingkatkan secara prudent dan berdasar pada perlindungan konsumen, inilah yang dilakukan di Indonesia saat membentuk Badan Pengelola Keuangan Haji," katanya dalam Islamic Investment Forum, Rabu (27/10).
Saat ini, perekonomian dunia telah mulai pulih, sehingga penting untuk mengidentifikasi posisi strategis dan menemukan kesempatan terbaik untuk tumbuh. Dody mengatakan, investor perlu berpikir dan bertindak outside the box di masa-masa sekarang ini.
Ia menyebut pasar keuangan syariah selalu menjadi alternatif dan solusi yang baik. Dengan performa yang lebih baik dari pasar konvensional, pasar ekonomi syariah menawarkan pertumbuhan yang lebih bernilai dan seiring dengan tren ekonomi berkelanjutan.
Pasar modal syariah yang didorong oleh sukuk terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat di berbagai negara. Menurut global sukuk report, pertumbuhan sukuk global tahun ini mencapai yang tertinggi yakni 20 persen secara year to date yang mencapai 150 miliar dolar AS secara outstanding.
"Kita meyakini outlook sukuk global akan terus berkembang dan bisa jadi sasaran yang baik untuk investasi saat ini," katanya.
Baca juga : Apakah Orang Mati Rasakan Tubuhnya Digerogoti Cacing?
Di Indonesia, Dody mengatakan para pemangku kepentingan terus berupaya mengembangan produk dan jasa yang strategis juga inovatif. Pengembangan didasarkan pada dua area yang akan jadi tren investasi pasca-Covid, yakni investasi berkelanjutan dan berkeadilan, serta investasi pada industri halal.