REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, menyatakan, Indonesia mampu mengalami krisis global dari sisi ketahanan pangan karena masih bisa menjaga produksi pangan lokal. Ia juga mengeklaim tidak ada masyarakat yang meninggal akibat kelaparan selama hampir dua tahun pandemi Covid-19.
"Kita ada 273 juta orang dan dalam dua tahun ini tidak pernah mendengar ada orang mati kelaparan. Ini bagian dari kebahagiaan kita dalam memperingati Hari Pangan Sedunia," kata Syahrul dalam peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 41 di Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10).
Syahrul mengatakan, dunia dihadapkan pada situasi yang dilematis dalam dua tahun terakhir karena kemunculan virus baru. Sementara itu, tidak ada negara yang bisa dijadikan contoh ideal dalam penanganan pandemi karena perubahan yang terus terjadi.
Situasi tersebut membuat kegiatan perekonomian global terhenti dan menyebabkan kontraksi ekonomi. Namun, di Indonesia, sektor pertanian mampu mempertahankan laju pertumbuhannya. Itu terlihat dari pertumbuhan yang terus mencatatkan kinerja positif disaat banyak sektor ekonomi yang turun.
Pada kuartal I 2021 ini, produk domestik bruto (PDB) pertanian tumbuh 3,33 persen year on year (yoy), adapun pada kuartal II masih mencatatkan pertumbuhan positif 0,38 persen yoy.
Sementara itu, ekspor pertanian, sepanjang semester I 2021 tumbuh 14,05 persen persen yoy dari 1,71 miliar dolar AS menjadi 1,95 miliar dolar AS. "Alhamdulillah di tengah kontraksi ekonomi yang luar biasa, pertanian kita mampu menjaga negara ini karena satu-satunya sektor yang terus tumbuh dan tidak pernah surut," kata Syahrul.
Ia menyebut, perkembangan sektor pertanian selama pandemi bahkan melampaui kinerja yang dihasilkan sebelum pandemi. Menurut dia, capaian tersebut tidak lepas dari peran para petani di desa-desa yang terus memproduksi pangan bagi masyarakat.
"Terima kasih kepada para petani. Mereka yang telah menggerakkan semuanya mau berpanas-panasan, hujan, bahkan menghadapi tantangan Covid-19 untuk mempersiapkan makan bagi 273 juta orang," kata dia.