REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pertanian menjadi yang unggul, professional dan adaptif. Pasalnya, SDM menjadi kunci penting dalam pembangunan pertanian untuk menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
Menurut Syahrul, saat ini sudah saatnya para agen di bidang pertanian menjadi delegasi di masyarakat. Mereka harus mampu mengubah persepsi anak muda tentang pertanian yang selalu dianggap kotor. Masyarakat luas harus tahu bahwa pertanian itu profesi yang penting di Indonesia.
"Bangsa bisa kuat kalau pertaniannya maju. Kalau begitu ini tugas yang berat yang perlu kita selesaikan secara serius," ucap Syahrul saat menghadiri acara Traning of Trainer (TOT) bagi widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian di Kota Batu, Selasa (19/10).
Pada kegiatan ToT, hadir sejumlah widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian. Menurut Syahrul, mereka merupakan agen utama dalam transfer pengetahuan pertanian. Bahkan, mereka juga harus mampu dalam menyalurkan motivasi kepada para petani di Indonesia.
Mengingat peran penting ini, Syahrul menilai, setiap widyaiswara sangat perlu untuk terus meningkatkan wawasan, kapasitas dan kemampuan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai pelatihan, seminar, magang dan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mereka dapat menjawab tantangan perkembangan dunia pertanian.
Selain itu, hasil dari berbagai kegiatan peningkatan kapasitas yang sudah diterima para widyaiswara juga harus diteruskan kepada para petani/pengusaha agribisnis. Harapannya, dapat memberikan nilai tambah dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani. "Kemudian pelatihan juga sebaiknya harus diikuti dengan kemitraan. Jadi kita perkuat pengembangan potensi dalam negeri kita," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas SDM. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kompetensi teknis, manajerial dan sosiokultural. Kegiatan ToT bersama widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian termasuk salah satu cara meningkatkan SDM.
Dedi menjelaskan, pelaksanaan kegiatan ToT dimulai dari registrasi secara daring dan luring. Kegiatan yang menggunakan metode blended learning ini dilaksanakan selama dua hari. Setelah selesai mengikuti TOT, peserta akan memperoleh e-sertifikat yang bisa diunduh melalui aplikasi registrasi pelatihan daring.