REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketahanan energi nasional melalui peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) perlu didukung semua kalangan baik swasta maupun BUMN. Terlebih pemerintah telah mengeluarkan PP No.22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang menetapkan target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan perseroan beserta seluruh anak perusahaan telah memanfaatkan EBT sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk operasional industri perkebunan. "Total produksi listrik berbasis EBT di PTPN Group sebesar 318 MW atau setara 1.831.680 MWh per tahun, sumber energi ini dapat dimanfaatkan untuk operasional di Perkebunan," ujar dia.
"Dari 318 MW energi yang dihasilkan maka berpotensi pengurangan emisi (dekarbonisasi) sebesar 1,9 juta tonCO2 per tahun," kata Ghani menambahkan.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pabrik Gula (PG) dari awal perkembangannya telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar utama untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional pabrik. PKS menggunakan cangkang dan serabut (fiber) kelapa sawit sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya. Sementara PG menggunakan bagas tebu sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya.
Menurut Ghani, PTPN group memiliki 75 unit PKS yang menggunakan sumber EBT (cangkang & fiber) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 80 MW. Serta memiliki 31 Unit PG yang menggunakan sumber EBT (ampas tebu/bagas) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 198 MW.
Pembangkit EBT yang saat ini dimiliki PTPN Group antara lain pembangkit listrik berbasis tenaga air/hidro (PLTA) sejumlah 10 unit (total kapasitas 17,14 MW), berbasis biomassa (PLTBm) sejumlah 2 unit (9,2 MW). Lalu berbasis biogas dari POME (PLTBg) sejumlah 9 unit (11,35 MW) dan berbasis tenaga matahari (PLTS) 1 unit (kapasitas 2 MWp).
"PTPN Group saat ini juga sedang berupaya melakukan optimasi aset pembangkit listrik EBT yang dalam kondisi idle, tidak beroperasi atau beroperasi kurang optimal, melalui kerja sama dengan mitra strategis demi mendukung pencapaian target bauran EBT pemerintah sebesar 23 persen pada 2025," ujar Ghani.
Saat ini, ujar Ghani, PTPN Group juga sedang melakukan inisiasi kerja sama pemanfaatan limbah perkebunan sebagai sumber EBT dengan beberapa mitra strategis. Adapun program yang saat ini sedang berjalan antara lain penyediaan biomassa untuk Cofiring PLTU PT PLN. Pengembangan biogas cofiring di PKS PTPN Group, pengembangan bio-CNG di PKS PTPN Group, dan pengembangan biopelet dari tandan kosong.