Selasa 28 Sep 2021 16:43 WIB

Tren Meningkat, Pelanggan Harus Makin Cerdas Belanja Online

Volume transaksi digital banking mencapai 553,6 juta transaksi pada Maret 2021.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Belanja online. Ilustrasi.
Foto: netconnexion.com
Belanja online. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelanggan atau konsumen memainkan peran yang penting dalam perkembangan ekonomi negara, khususnya di masa pandemi. Dengan demikian, peranan konsumen sepatutnya sejalan dengan meningkatnya kecerdasan dalam berbelanja, sehingga pengalaman membeli semakin terintegrasi. 

Sejak pandemi, kecenderungan masyarakat untuk berbelanja melalui platform digital semakin meningkat. Menurut laporan oleh Hootsuite dan We Are Social bertajuk “Digital 2021”, lebih dari 87 persen pengguna internet di Indonesia membeli beragam produk secara online pada beberapa bulan terakhir di penghujung tahun 2020. Hal ini dipermudah dengan berbagai perangkat elektronik, yang penggunaanya pun meningkat tajam selama pandemi.

Baca Juga

Belanja online menawarkan proses pembelian barang yang lebih praktis, diskon menarik, hingga pembayaran atau transaksi yang jauh lebih mudah. Hadirnya platform pembayaran digital ikut serta meningkatkan tren belanja online.

Berdasarkan survey oleh Bank Indonesia (BI), volume transaksi digital banking terus berkembang, yaitu tumbuh 42,47 persen per tahun, mencapai 553,6 juta transaksi pada Maret 2021. 

“Saat ini, belanja online menjadi pilihan tepat untuk memenuhi keperluan keluarga dan pribadi. Selain praktis dan mudah, belanja online memungkinkan kita untuk melindungi diri dan keluarga di masa pandemi ini karena kita tidak perlu bepergian ke luar rumah untuk mencari kebutuhan”, jelas Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia, Karin Zulkarnaen, Selasa (28/9). 

Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami betul cara berbelanja online yang benar dan aman. Meningkatnya tren berbelanja online perlu diiringi dengan perilaku konsumen yang lebih cerdas saat membeli barang dan jasa, untuk menghindari berbagai kerugian serta meningkatkan literasi terhadap platform digital. 

Dalam mewujudkan kecerdasan berbelanja online, konsumen perlu mewaspadai tipuan. Melalui kanal Youtube Teknobie, online business expert Michael Sugiharto menyatakan bahwa konsumen seharusnya tidak mudah percaya dengan harga yang terlalu murah.

Michael menyarankan untuk membandingkan harga dengan lapak lainnya, pastikan tidak jauh berbeda. Selanjutnya, perhatikan perilaku penjual. Jika berniat menipu, biasanya penjual memaksa pembeli untuk segera membayar. Pembeli juga dapat memastikan jejak digital penjual, contohnya dengan pengecekan nomor rekening penjual di situs milik Kominfo, cekrekening.id. 

Di tengah kemudahan transaksi online saat ini, pembeli juga berkewajiban mewaspadai ancaman kebocoran data. Pengamat IT sekaligus CEO & Chief Digital Forensic Indonesia, Ruby Alamsyah, menyatakan bahwa kebocoran bisa terjadi akibat pihak peladen atau pengguna. Selain pihak aplikasi, pengguna perlu mengamankan data dan akunnya. 

"Pengguna sebaiknya mencari tahu jenis autentifikasi aplikasi yang diunduh, menggunakan kata sandi yang tidak mudah dilacak, serta menghindari pengunduhan aplikasi yang tidak resmi. Selanjutnya, sistem operasi aplikasi gadget dan PC sebaiknya diperbarui secara berkala," kata Ruby.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement