Rabu 22 Sep 2021 23:37 WIB

BSI Gandeng Lima Universitas Tingkatkan Literasi Keuangan

Untuk tingkatkan literasi keuangan, BSI gandeng lima universitas.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
BSI Gandeng Lima Universitas Tingkatkan Literasi Keuangan. Foto: Pegawai menghitung uang di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI) Thamrin, Jakarta, Selasa (24/8/2021). Pada semester I tahun 2021 BSI mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun, menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun dan mencatatkan total aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
BSI Gandeng Lima Universitas Tingkatkan Literasi Keuangan. Foto: Pegawai menghitung uang di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI) Thamrin, Jakarta, Selasa (24/8/2021). Pada semester I tahun 2021 BSI mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun, menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun dan mencatatkan total aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menandatangani perjanjian kerja sama dengan lima universitas terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan literasi keuangan syariah. Program dengan nama Strategic Sharia Banking Management (SSBM) merupakan hasil kolaborasi BSI dengan Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dalam sambutannya Menteri Keuangan sekaligus Ketua Umum IAEI, Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini masyarakat Indonesia mulai menunjukkan keinginan untuk hidup dengan nilai-nilai keislaman di setiap aspek kehidupan. Ini adalah kesempatan pada industri keuangan untuk harus memiliki daya saing baik dari struktur organisasi maupun sumber daya manusia.

Baca Juga

“Saya berharap BSI menjadi motor dan menciptakan rasa percaya diri dalam tata kelola dan sumber daya manusia yang baik. BSI harus mengikuti tata kelola yang sehat, transparan dan kompetitif. Ini merupakan amanah yang luar biasa penting dan perlu komitmen yang kuat," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (22/9).

Dari sisi sumber daya manusia, dia melanjutkan, literasi keuangan Islam masih rendah. Karena itu, dirinya menyambut gembira acara penandatangan ini untuk bisa melakukan kerja sama, mempertemukan industri dan perguruan tinggi untuk sinergi membangun sumber daya manusia yang sesuai dengan industri, khususnya industry perbankan syariah. Ini kerja sama yang baik, tidak hanya pada literasi tapi pada juga pada sumber daya manusia.

Sementara Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menegaskan BSI sebagai salah satu pelaku industri perbankan syariah sekaligus market leader, berinisiatif untuk bersinergi dan berkolaborasi melalui Program Strategic Sharia Banking Management (SSBM). Program ini merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan literasi keuangan dan perbankan syariah bagi generasi muda, Civitas Akademica, dan masyarakat luas bersama universitas di Indonesia yang didukung oleh IAEI. Menurutnya, ada pekerjaan rumah besar dalam hal peningkatan literasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia.

"Dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan, literasi masyarakat terhadap keuangan dan perbankan syariah hanya kurang dari 9 persen saja, jauh tertinggal dari literasi terhadap keuangan konvensional yang hampir 40 persen. Dari literasi yang masih perlu ditingkatkan tersebut mengakibatkan inklusi keuangan syariah hanya diangka 9,1 persen, jauh tertinggal dari bank konvensional yang mencapai 76,2 persen,” kata Hery.

Diharapkan kerja sama yang terjalin antara BSI dengan kelima universitas ini akan mendukung majunya industri perbankan syariah Indonesia ke depannya. BSI akan terbuka bagi universitas lain yang ingin bergabung dalam program SSBM.

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria dalam testimoninya mengatakan bila kerja sama antara IAEI, BSI dan perguruan tinggi merupakan program yang sangat baik. Arif berharap bila program ini bisa diperluas pada seluruh kampus di seluruh Indonesia. Menurut Arief lewat kerja sama ini, Indonesia bisa menjadi trendsetter perubahan, termasuk pada industri keuangan syariah.

“Lewat kerja sama ini, kita berharap agar lulusan-lulusan ke depan memiliki kompetensi real yang dibutuhkan oleh industri. Untuk itu, kita perlu menyesuaikan suasana kampus sesuai dengan suasana industri, agar lulusan bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan di luar,” tutur Arif.

Sebagai informasi bahwa Program Strategic Sharia Banking Management (SSBM) ini diinisiasi sejak tahun 2020 dengan berkolaborasi bersama Institut Pertanian Bogor (IPB). Respon dan antusiasme mahasiswa untuk mengikuti program ini cukup baik dengan pendaftar atau mahasiswa terdaftar mencapai 122 mahasiswa dengan rata – rata kehadiran di setiap pertemuan mencapai 95 persen.

Pada tahun ini, tercatat sebanyak 1.123 mahasiswa dari kelima universitas mengikuti program Strategic Sharia Banking Management (SSBM) dengan jumlah peserta terbanyak dari Universitas Indonesia. Dalam program ini, pengajar berasal dari praktisi Bank Syariah Indonesia dengan metode pembelajaran secara online digital learning, studi kasus, dan tugas kelompok. Program perkuliahan SSBM  sendiri merupakan program dengan tujuan antara lain melakukan link and match antara industri keuangan syariah dan lembaga pendidikan, meningkatkan literasi keuangan dan perbankan syariah bagi generasi muda, dan meningkatkan kualitas kerja sama antar lembaga. BSI ikut menjadi tenaga pendidik dalam program ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement