Jumat 10 Sep 2021 07:48 WIB

Akseleran Catat NPL 0,08 Persen Hingga Awal September 2021

Akseleran hingga Agustus mencatat total penyaluran pinjaman usaha Rp 1,05 triliun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pelaku usaha fintech peer to peer (P2P) lending, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) membidik pembiayaan usaha kecil menengah (UKM) hingga satu triliun rupiah pada 2019.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Pelaku usaha fintech peer to peer (P2P) lending, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) membidik pembiayaan usaha kecil menengah (UKM) hingga satu triliun rupiah pada 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggara fintech berbasis P2P Lending Akseleran sukses menekan angka kredit macet atau non performing loan (NPL) di angka 0,08 persen dari total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif hingga awal September 2021 atau turun 0,15 persen (yoy). Dengan pencapaian tersebut, Akseleran optimistis dapat mempertahankan angka NPL tetap di bawah satu persen di akhir tahun.

CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan mengatakan ini sejalan dengan mulai diimplementasikannya fasilitas proteksi asuransi kredit sebesar 99 persen di setiap kampanye pinjaman per 1 September 2021. Ia mengatakan fokus utama Akseleran adalah selalu berusaha memberikan peace of mind kepada setiap penggunanya baik peminjam (borrower) maupun pemberi pinjaman (lender) yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Salah satu hal yang paling dikhawatirkan lender adalah terjadinya risiko gagal bayar atau NPL sehingga dengan begitu mulai September ini Akseleran meningkatkan cakupan proteksi asuransi kredit yang semula sebesar 90 persen dari pokok pinjaman tertunggak menjadi 99 persen dari pokok pinjaman tertunggak," katanya dalam keterangan pers, Jumat (10/9).

Secara hitungan rata-rata NPL tiap bulannya di tahun ini, mulai Januari hingga Agustus 2021, rata-rata NPL Akseleran dari total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif berada di angka 0,11 perden. Adanya proteksi asuransi kredit 99 persen, selalu memfokuskan setiap bisnis usaha yang memiliki cashflow baik, serta tetap memperbesar porsi pinjaman dari invoice financing yang saat ini memiliki portofolio 70 persen.

Ivan menjelaskan, perbaikan kualitas pinjaman berupa rendahnya angka NPL Akseleran tidak mengurangi pertumbuhan penyaluran pinjaman usaha kepada UMKM yang sedang membutuhkan modal kerja. Hingga akhir Agustus 2021 Akseleran berhasil mencatat total penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp 1,05 triliun atau tumbuh 109 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

"Saat ini rata-rata penyaluran pinjaman usaha Akseleran setiap bulannya sudah mencapai sebesar Rp 170 miliar lebih atau sudah melampaui rata-rata bulanan di tahun lalu yang berada di kisaran Rp 100 miliar hingga Rp 120 miliar," katanya.

Tren penyaluran terus meningkat setiap bulan. Secara kumulatif Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 2,9 triliun kepada lebih dari 2.500 peminjam. Didukung oleh sekitar 160 ribu lender retail atau perorangan maupun lebih dari 17 institutional lender.

Ia mengatakan, Akseleran akan kembali menutup kuartal ketiga tahun ini dengan pertumbuhan. Ivan mengungkapkan, setidaknya hingga di minggu pertama September ini Akseleran sudah melewati realisasi penyaluran pinjaman usaha di kuartal ketiga tahun 2020.

"Pertumbuhannya sebesar 43 persen dan akan melanjutkan rapor hijau yang juga terjadi di kuartal pertama dan kuartal kedua tahun 2021," katanya.

Penyaluran pinjaman usaha Akseleran saat ini juga sudah semakin menyebar luas di luar Pulau Jawa, antara lain Kalimantan, Riau, Sulawesi, dan Maluku. Wilayah-wilayah tersebut memiliki potensi UMKM yang memiliki lini usaha yang cocok dengan Akseleran khususnya di sektor Engineering/Construction, Coal & Related Energy, Power, Oil & Gas, Business & Consumer Services, dan Electrical Equipment.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement