Rabu 01 Sep 2021 16:14 WIB

Inflasi Agustus Tunjukkan Tren Pemulihan Aktivitas Warga

Tren positif bisa terus meningkat jika pengendalian Covid-19 juga baik.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas jual beli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/9/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan laju inflasi selama bulan Agustus 2021 mencapai 0,03 persen, angka tersebut turun dari laju inflasi sepanjang Juli 2021 yang sebesar 0,08 persen.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Aktivitas jual beli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/9/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan laju inflasi selama bulan Agustus 2021 mencapai 0,03 persen, angka tersebut turun dari laju inflasi sepanjang Juli 2021 yang sebesar 0,08 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Institute for Development of Economics (Indef), Rusli Abdullah, menilai, terdapat tren perbaikan dari sisi aktivitas masyarakat jika merujuk pada data inflasi pada bulan Agustus 2021. Perbaikan tersebut, utamanya tercermin dari angka inflasi inti yang naik signifikan.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi inti pada bulan Agustus 2021 sebesar 0,21 persen, naik dari bulan Juli yang sebesar 0,07 persen. Adapun angka inflasi umum pada bulan lalu sebesar 0,03 persen.

"Aktivitas sudah mulai oke, namun tetap harus diwaspadai gelombang Covid-19 jangan sampai timbul lagi fase puncak. Apalagi, sekolah sudah mulai tatap muka," kata Rusli kepada Republika.co.id, Rabu (1/9).

Ia menjelaskan, inflasi inti menunjukkan faktor fundamental ekonomi, seperti misalnya aktivitas permintaan dan penawaran, nilai tukar rupiah, sekaligus ekspektasi konsumen terhadap laju inflasi. Naiknya inflasi inti pada bulan sekaligus menunjukkan adanya ekspektasi perbaikan ekonomi baik dari produsen maupun konsumen.

"Yang terpenting adalah permintaan dan pewaran. Di sini terlihat sudah ada permintaan yang meningkat," kata Rusli.

Rusli mengatakan, hingga akhir tahun tren positif itu bisa terus meningkat jika pengendalian Covid-19 juga baik. Menurut dia, kunci pemulihan adalah pengendalian dari penyebaran Covid-19. Berbagai upaya yang akan dilakukan tidak akan memberikan hasil jika angka penularan tetap tinggi karena bakal membatasi aktivitas masyarakat.

Sementara itu, Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan, kenaikan inflasi inti mencerminkan permintaan yang meningkat.

"Ini sejalan dengan peningkatan aggregate demand seiring dengan pelonggaran PPKM karena menurunnya kasus Covid-19," katanya.

Lebih lanjut, hal itu sekaligs memperlihatkan ada geliat dari sektor riil. Itu tercermin dari PMI manufaktur Indonesia yang juga mulai naik dari 40,1 poin pada Juli menjadi 43,7 poin pada Agustus 2021.

Iskandar optimistis, hingga akhir tahun inflasi umum maupun inflasi inti akan terus menunjukkan kenaikan seiring permintaan konsumen yang diyakini semakin membaik. "Secara keseluruhan, inflasi akan berada di batas target inflasi tahun ini yakni 3 plus minus 1 persen," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement