Rabu 04 Aug 2021 11:59 WIB

OJK Genjot Literasi Keuangan Seiring Naiknya Minat Investasi

OJK menilai literasi keuangan perlu untuk memitigasi risiko masyarakat berinvestasi

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong peningkatan literasi keuangan. Hal ini sejalan dengan terus bertambahnya jumlah investor individu yang membeli berbagai instrumen investasi keuangan.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong peningkatan literasi keuangan. Hal ini sejalan dengan terus bertambahnya jumlah investor individu yang membeli berbagai instrumen investasi keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong peningkatan literasi keuangan. Hal ini sejalan dengan terus bertambahnya jumlah investor individu yang membeli berbagai instrumen investasi keuangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, literasi keuangan bisa melindungi para investor dari investasi ilegal dan memitigasi investasi yang berorientasi pada keuntungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan risiko, legalitas produk dan kewajaran dalam penawaran.

"Literasi keuangan menjadi aspek penting bagi investor ritel yang menjadi follower di pasar modal, sehingga dapat melindungi investor dari investasi ilegal dan memitigasi investasi yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek yang tinggi," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Rabu (4/8).

Per Juni 2021, OJK mencatat jumlah investor di pasar modal meningkat menjadi 5,60 juta (96 persen yoy). Pertumbuhan tersebut didominasi oleh investor ritel terutama kalangan milenial yang mencapai 70 persen.

Sementara itu Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menambahkan, negara harus bisa menciptakan pasar keuangan yang efisien dan lebih dalam, sehingga akan meningkatkan efisiensi pasar keuangan dan mampu menjangkau pasar keuangan yang lebih luas hingga ke seluruh lapisan masyarakat.

"Terciptanya pasar keuangan yang efisien dan dalam akan meningkatkan efisiensi pasar keuangan serta memperluas jangkauan pasar keuangan," ucapnya.

Caranya lanjut dia, dengan menciptakan kemudahan akses dan pilihan investasi yang lebih beragam, sehingga masyarakat sebagai calon investor ritel bisa memilih produk jasa keuangan sesuai dengan minat dan kemampuannya.

"Pasar keuangan yang efisien dan dalam akan turut mendukung terwujudnya stabilitas sistem keuangan yang lebih baik," kata dia.

Menurutnya LPS sebagai bagian dari otoritas regulator industri perbankan, akan juga hadir untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan nasional lewat program penjaminan simpanan. Saat ini, semua bank yang beroperasi di Indonesia telah menjadi peserta penjaminan LPS, baik bank umum maupun BPR/BPRS.

Pemerintah akan mengembangkan instrumen inovatif lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan. Selain untuk mewujudkan sektor keuangan Indonesia yang inklusif, partisipasi generasi muda dan masyarakat dalam berinvestasi dapat mendorong kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan di Indonesia dan menjadi penunjang stabilitas sektor keuangan yang lebih kuat.

Maka itu untuk memberikan literasi keuangan kepada masyarakat, pemerintah dan berbagai otoritas bekerja sama dalam memberikan literasi keuangan. Adapun literasi berseri ini akan memberikan pemahaman mengenai produk atau investasi di surat berharga negara, produk pasar modal serta bagaimana mengelola keuangan secara bijak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement