Rabu 28 Jul 2021 18:57 WIB

IPO Unicorn Naikkan Kapitalisasi Pasar Modal Hingga Rp 553 T

Setelah Bukalapak, GoTo diperkirakan akan menyusul untuk IPO tahun ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Initial public offering / penawaran saham perdana
Foto: Republika.co.id
Initial public offering / penawaran saham perdana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons positif rencana masuknya raksasa teknologi atau unicorn ke lantai bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Bursa meyakini IPO perusahaan bervaluasi di atas 1 miliar dolar AS tersebut dapat mendongkrak kapitalisasi pasar modal Indonesia.

"Potensi peningkatan kapitalisasi pasar modal Indonesia sebesar Rp553,6 triliun atau sebesar 7,69 persen jika sebanyak enam perusahaan unicorn di Indonesia melakukan pencatatan di Bursa," kata Kepala Unit Pengembangan Startup dan SME BEI, Aditya Nugraha, Rabu (28/7).

Dari IPO Bukalapak saja, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan kapitalisasi pasar modal Indonesia akan berpotensi naik mulai dari Rp77,3 triliun hingga Rp87,6 triliun. Selain Bukalapak, IPO entitas gabungan Gojek dan Tokopedia (GoTo) juga dinilai mampu menaikkan kapitalisasi pasar modal lebih signifikan. 

Jika terealisasi, menurut Nyoman, pertambahan kapitalisasi pasar dari IPO GoTo berpotensi lebih besar. "IPO GoTo juga akan meningkatkan market cap pasar modaal kita, tapi berapa besarnya belum tahu karena dokumennya belum diserahkan, yang jelas lebih Bukalapak karena mereka (GoTo) dalam bentuk gabungan," kata Nyoman.

Nyoman mengatakan keberhasilan unicorn IPO di pasar modal juga akan meningkatkan kredibilitas Pasar Modal Indonesia dan meningkatkan appetite calon unicorn lainnya untuk IPO dan tercatat di BEI. Setelah Bukalapak, GoTo diperkirakan akan menyusul untuk IPO tahun ini. 

Selain unicorn, terdapat 27 perusahaan berkategori centaur yang juga berpotensi untuk IPO dengan nilai dana himpunan dan kapitalisasi pasar besar. Centaur merupakan startup dengan valuasi pasar mulai dari 100 juta sampai 1 miliar dolar AS. Beberapa perusahaan yang masuk kategoru centaur diantaranya Sociolla, Kredivo, Ruangguru dan Blibli.com.

Tidak hanya meningkatkan kapitalisasi pasar, Nyoman mengatakan IPO unicorn juga berpeluang menambah investor baru di pasar modal. Jumlah pengguna yang besar dari masing-masing perusahaan teknologi di Indonesia memunculkan potensi pertumbuhan investor di Pasar Modal Indonesia melalui konversi pengguna menjadi investor perusahaan tersebut. 

"Kalau investor yang berpotensi berpartisipasi minimal 800 ribu (hanya dari Bukalapak). Potensi penambahan investor baru paling sedikit 42 ribu," kata Nyoman.

Di sisi lain, Nyoman melihat, IPO unicorn dapat menarik aliran dana asing masuk ke pasar modal. Penambahan perusahaan tercatat dari industri teknologi meningkatkan potensi Indonesia sebagai satu tujuan investaso bagi investor global. Nyoman memperkirakan komposisi dari sektor teknologi di portfolio investor akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang. 

BEI pun cukup adaptif dalam merespons kebutuhan unicorn yang ingin melakukan IPO. Menurut Nyoman, BEI telah mengambil langkah terhadap perubahan dan kebutuhan pasar, termasuk dengan menyiapkan sejumlah aturan baru. 

Adapun aturan-aturan yang disiapkan yaitu menyesuaikan Peraturan I-A. Bursa menyiapkan beberapa alternatif persyaratan pencatatan sehingga dapat mengkomodasi berbagai karakteristik perusahaan, ini tidak terbatas kepada perusahaan unicorn di Indonesia. 

Bursa juga telah mengimplementasikan sektoral baru untuk Perusahaan Tercatat yaitu IDX-IC pada 25 Januari 2021. Dengan IDX-IC tersebut akan lebih mencerminkan sektoral dari Perusahaan Tercatat sehingga mereka dapat lebih diperbandingkan dengan perusahaan tercatat lainnya di BEI dan juga dengan perusahaan tercatat di Bursa global lainnya.

Selain itu, Bursa sudah melakukan kajian hukum dan berdiskusi dengan otoritas dan stakeholder terkait penerapan Dual Class Shares dengan skema Multiple Voting Shares (MVS) di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement